Here I am

Selasa, 08 April 2014

Kitabal hikam1

Kunci kuncir ezeki syaik hdrfadhlilahi

Ibnuqayyimaljauziyah kuncikebahagiaan

Kepribadian Islam

Ensiklopedi fatwa-albani

MENATAP MIMPI DIRI MENJADI KENYATAAN

11 Ciri Pribadi Muslim

  • 1. Salimul AqidahAqidah Yang Bersih.Selalu TaqarrubKepada AllahIkhlas Dalam BeramalMengingat Kematian & Hari Akhir@AchmadAnnama
  • 2. Shahihul IbadahIbadah Yang BenarMenjaga Kesucian Hati & JiwaJalankan PerintahNya& Jauhi LaranganNya@AchmadAnnama
  • 3. Matinul KhuluqAkhlak Yang MuliaSelalu Menebar Senyum & SapaMeneladani akhlak Rasulullah SAWMenjaga Lisan & Perbuatan@AchmadAnnama
  • 4. Qadiru ‘Alal KasbiPunya Sumber Penghasilan HalalHindari Rezeki Yang Tidak BerkahIngat Nafkah, Zakat, Infaq, SedekahHemat & Manfaat@AchmadAnnama
  • 5. Mutsaqaful FiqriWawasannya IntelekMelek Baca Tulis Latin & Alqur’anKomunikatif, Asertif, Informatif, EdukatifSeni Budaya Islami@AchmadAnnama
  • 6. Qawiyyul JismiFisiknya Kuat Dan TangguhMenjalani Pola Hidup Sehat IslamiMenjaga Sekitar Tetap BersihBerenang, Memanah, Berkuda@AchmadAnnama
  • 7. Mujahidu LinafsihiBersungguh-sungguh Dalam Segala HalJauhi Hal-hal Haram, Maksiat, SyubhatBekerja Untuk Dunia Seakan Hidup SelamanyaBekerja Untuk Akherat Seakan Hidup Selamanya@AchmadAnnama
  • 8. Munazham Fi Syu’unihiTeratur Dalam Semua KehidupannyaDisiplin Dalam Bekerja & IbadahTepat Waktu & Terjadwal@AchmadAnnama
  • 9. Harits ‘Ala WaqtihiMemanfaatkan Waktu Sebaik MungkinEfektif dan EfisienTime is MoneyWaktu Untuk Tuhan, Keluarga, Sahabat@AchmadAnnama
  • 10. Nafi’un LighairihiBanyak Bermanfaat Bagi SesamanyaMenunaikan Hak Orang Tua, Pasangan, MasyarakatMenggembirakan Yang SedihMemudahkan Yang Kesusahan@AchmadAnnama
  • 11. Sebarkan...Bila Presentasi Ini Dianggap Bermanfaat...Insya Allah Amal Baik & Pahala Untuk Kita Semua.Tolong Menolong Dalam Kebaikan!@AchmadAnnama

KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial ia senantiasa mengalami warna warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram dan gembira. Tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya, ini menunjukan bahwa manusia senantiasa mengalami dinamika kehidupan. Berbagai macam cara dilakukan agar manusia dapat menyalurkan rasa senang, tenang dan gembira atau dengan kata lain agar manusia memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari halhal yang mengecewakan.Mampu tidaknya seseorang dalam mencapai keinginannya tergantung dari vitalitas, temperamen, watak serta kecerdasan seseorang.Vitalitas merupakan semangat hidup, pusat tenaga seseorang, ia merupakan dasar kepribadian dan merupakan unsur penting yang ikut menentukan kemampuan berprestasi, dan bersifat dinamis. Setiap orang memiliki vitalitas yang berbeda ada yang kuat ada juga lemah.1 Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian meskipun ia merupakan faktor yang penting dalam kejiwaan dan berada pada tataran rohani namun wujudnya dapat terlihat pada tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Beberapa ahli psikologi telah banyak mengemukakan teori tentang kepribadian antara lain William James, ia berpendapat bahwa kepribadian merupakan unsur kesatuan yang berlapislapis. Terdiri dari The Material Self atau diri materi, The Social Self atau diri social, The Spiritual Self atau diri rohani dan Pure Ege atau ego murni atau Self of Selves.2 Sementara itu Sigmund Freud menyatakan bahwa kepribadian itu terdiri atas tiga system yaitu id, ego dan super ego. Id merupakan kepribadian yang berhubungan dangan prnsip kesenangan atau pemuasan biologis, sedang ego merupakan bagian kepribadian yang berhubungan dengan lingkungan dasarnya adalah kenyataan dan super ego merupakan bagian kepribadian yang berhubungan dengan norma sosial, moral dan rohani.3 1 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung, Pustaka Setia, 1999), 133 Ibid, h. 132 3 Ibid.. 2 1
  • 2. Di kalangan intelektual Muslim masalah jiwa sudah banyak dibahas oleh para ahli diantaranya Al-Farabi, Ibnu Sina, Ikhwan Ash Shafa, Al-Gazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Taimiyah dari Ibnu Qayyim al Jauzi.4 Seorang filsafat Muslim sekaligus psikolog Muslim Ibnu Sina telah menemukan metode conseling dengan cara mengukur kecepatan detak jantung pasiennya untuk mengetahui kadar emosinya. Teori ini dalam ilmu psikologi modern disebut alat pendeteksi kebohongan yang dapat digunakan untuk mengungkap berbagai tindak kejahatan.5 Hal ini karena substansi manusia itu sendiri terdiri dari jasad dan ruh. Keduanya saling membutuhkan, jasad tanpa ruh maka merupakan substansi yang mati dan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi. Untuk mempertemukan keduanya dalam psikologi Islam diperlukan nafs.6 Psikologi Islam juga membahas tentang syakhsiyah atau personality atau kepribadian. Dalam literatur klasik seperti Al-Gazali telah membahas tentang keajaiban hati7 dan Ibnu Maskawaih ditemukan pembahasan tentang akhlak yang maksudnya mirip dengan syakhsiyah. Bedanya syakhsiyah dalam psikologi berkaitan dengan tingkah laku yang didevaluasi sedangkan akhlak adalah tingkah laku yang dievaluasi8. Karena itu kepribadian Islam selain mendiskripsikan tentang tingkah laku seseorang juga menilai baik buruknya. 4 Dr. Muhammad Utsman Najali, Jiwa dalam Pandangan Para Filsafat Muslim, terj. Gari Saloom, S.Psi, Bandung, 2002, 16 5 Ibid, 17 6 Dalam psykologi Islam di bedakan antara nafs dan ruh. Nafs telah memiliki kecenderungan duniawi dan kejelekan, sedangkan ruh hanya berkecenderungan suci dan ukhrawi. 7 Lihat Abu Hamid Muhammad Al-Gazali, Ihya Ulumu al Din, Beirut, Dar a Fikr, 1980 8 Lihat Abu Hamid Muhammad Al-Gazali, Ihya Ulumu al Din, Beirut, Dar a Fikr, 1980 2
  • 3. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengertian Kepribadian Muslim? 2. Bagaimana Struktur Kepribadian Islam? 3. Bagaimana Ciri-ciri Kepribadian Muslim? 4. Bagaimana Aplikasi Kepribadian Muslim dalam PBM C. Tujuan Pembahasan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian Kepribadian muslim 2. Untuk mengetahui struktur kepribadian muslim 3. Untuk mengetahui cirri-ciri kepribadian muslim 4. Untuk mengetahui Aplikasi Kepribadian Muslim dalam PBM D. Batasan masalah Makalah ini akan membahas tentang struktur kepribadian Islam serta ciri-ciri kepribadian muslim 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kepribadian Muslim Kata kepribadian telah menjadi kosa kata umum dalam percakapan sehari-hari, tidak jarang dari kita yang belum paham benar pengertian kepribadian secara etimologi maupun menurut pendapat para ahli. Dalam literatur ilmu jiwa kata kepribadian secara etimologi berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) ataupun persona (bahasa latin), yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung, maksudnya untuk menggambarkan prilaku, watak, atau pribadi seseorang. Dari makna kata tersebut diatas kemudian terumuskan pengertian kepribadian, antara lain oleh Gordon W. allpert mengatakan: Kepribadian adalah oganisasi yang dimanis di dalam individu dari sistem-sistem psikophisik yang menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya. William James menyatakan bahwa kepribadian ialah unsur kesatuan yang berlapis lapis dari diri materi, diri sosial, diri ruhani dan ego murni, maka Sigmond Freud menyatakan bahwa kepribadian adalah terdiri atas tiga system yaitu id, ego dan super ego. Sementara itu John Hocke telah mengemukakan teori tabula, rasa atau papan lilin yang siap untuk digambari, berbeda dengan Islam yang menempatkan fitrah sebagai potensi dasar kejiwaan.9 Maka para intelektual Muslim telah mendefinisikan kepribadian yakni merupakan bentuk integrasi antara sistem kalbu, akal dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Substansi nafsani memiliki tiga daya yaitu kalbu atau fitrah ilahiyah, akal atau fitrah insani dan nafsu atau firah hayawaniah. Kepribadian pada dasarnya merupakan perpaduan antara ketiga daya tersebut, hanya saja biasanya ada salah satu diantaranya yang mendominasi yang lain.10 Al Kindi mendefinisikan jiwa adalah an nafs nathiqah substansinya bersifat ilahi rabbani yang berasal dari cahaya (nur) sang pencipta11. Oleh karena itu jiwa atau hati harus senantiasa dihidupkan dengan cahaya ilahi. Dalam Islam hati yang hidup adalah sumber kebaikan dan kematian hati adalah sumber keburukan. Akar semua kebaikan dan kebahagiaan seorang hamba adalah kesempurnaan hidup dan cahayanya. Hati yang sehat dan hidup akan bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan.12 9 Drs. H. Ahmad Fauzi, op.cit, 116 Abdul Mujib, M.Ag dan Yusuf Mudzakir, M.Si, Nuansa Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 58-59 11 Al Kindi, Al Qaul fi an Nafs dalam Risail al Kindi al Falasifa, 274 12 Ibnu Qoyyim al Jauriah, Keajaiban Hati, Jakarta, Pustaka Ahzam, 2000, 35 10 4
  • 5. Kepribadian seorang Muslim berarti menuntut agar jiwanya selalu hidup dengan nur ilahi. Inilah yang membedakan antara kepribadian menurut konsep Islam. Kepribadian Islam merupakan ciri khas, watak maupun karakter umat Islam. Kepribadian Muslim atau sering disebut akhlak Islami yaitu prilaku seorang Muslim yang merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal dan fitrah insani. Kepribadian bagi seorang Muslim ialah yang senantiasa menjaga hatinya untuk selalu taat kepada Allah dan berbahagia karena dekat kepada Allah sehingga memperoleh sinarnya dengan senantiasa mengerjakan ibadah dan amal saleh lainya. sedangkan hati yang kotor dan ingkar kepada Allah yang muncul dari anggota badanya adalah sifat keji adalah bekas hati yang kotor dan gelap tanpa sinar13. Dalam hal ini Hasan al Basri berkata : Kebagusan Akhlak ialah manis mukanya, memberi kelebihan dan mencegah kesakitan. Sedang Al Washili berkata akhlak yang baik ialah menyenangkan manusia pada waktu suka dan duka. Dan Sahal al Tsauri berkata akhlak yang baik ialah sekurang-kurangnya menanggung penderitaan orang lain, tidak membalas kezaliman orang lain, memintakan ampunan kepada Allah terhadap orang yang berbuat zalim dan belas kasih kepadanya.14 Jika dilihat dari definisi definisi tersebut maka menurut pendapat penulis maka hal-hal seperti tersebut adalah buah dari akhlak karena akhlak itu sendiri adalah sistem kerja rohani yang terdapat dalam jiwa manusia. Kadang-kadang dalam kondisi tertentu terjadi perubahan tingkah laku. Hal ini disebabkan karena salah satu substansi jiwa mendominasi yang lainnya. Jika dalam interaksi seseorang didominasi oleh nafsu maka yang muncul ialah sifat pendusta, egois, bakhil, suka mengacau dan amarah. Hal ini dalam psikologi Islam dinamakan jiwa yang sedang sakit. Tetapi apabila yang mendominasi akal dan kalbu maka yang muncul adalah sifat-sifat terpuji dan ma’rifat kepada Allah, inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan15. Hasil kerja kalbu atau kepribadian yang didominasi dengan kalbu akan menghasilkan kepribadian mutmainah wujudnya kepribadian atas dasar iman, Islam, dan ikhsan. Sedangkan kepribadian yang didominasi dengan akal akan menghasilkan kepribadian lawwamah, suatu kepribadian yang berdasarkan sosial moral dan rasional. Dan kepribadian yang didominasi leh nafsu menghasilkan kepribadian amarah, ia bersifat produktif, kreatif dan konsumtif.16 13 Imam al Gazali, Ihya Ulumuddin,Bab Keajaiban Hati, terj. H. Ismail Yakub, (Jakarta: Faisan, 1984), 5 Ibid, 142 15 Abdul Mujib, M.Ag, op.cit, 57 16 Ibid, 62 14 5
  • 6. Oleh karena itu kepribadian ada yang menarik dan ada yang tercela. Kepribadian yang menarik ialah kepribadian yang memiliki sifat-sifat positif seperti rajin, sabar, pemurah dan suka menolong. Sedangkan kepribadian yang tercela yaitu kepribadian yang negatif seperti pemalas, pemarah, kikir, sombong dan sebagainya. B. Struktur Kepribadian Islam Wacana psikologi Islam tentang struktur dan kepribadian sangat erat pembahasannya dengan substansi manusia. Substansi jiwa menurut para filosof maupun psikolog Islam terdiri atas tiga bagian yaitu jasmani, rohani dan nafsani atau nafsu. Substansi jasmani berupa organisme fisik manusia ia lebih sempurna dibanding makhluk-makhluk yang lain bersifat lahiriyah yang memiliki unsur-unsur tanah, udara, api, dan air,17 ia akan hidup jika diberi daya hidup atau al bayah 18. Substansi ruh adalah substansi yang merupakan kesempurnaan awal. Al Gazali menyebutnya lathifah yang halus dan bersifat ruhani. Ruh sudah ada ketika tubuh belum ada dan tetap ada meskipun jasadnya telah mati. Fathur Rahman menyatakan bahwa ruh adalah amanah, karena itu ia memiliki keunikan dibanding dengan makhluk yang lain. Dengan amanah inilah ia menjadi kalifah di muka bumi 19. Substansi nafsani berarti jiwa, nyawa atau ruh, konotasinya ialah kepribadian dan substansi psiko fisik manusia. Nafs ini merupakan gabungan dari jasad dan ruh. Karena itu nafs adalah potensi jasadi dan rohani. Ia berupa potensi aktualisasinya akan membentuk suatu kepribadian Muslim yaitu merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal dan nafsani. Struktur kepribadian Islam merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal, dan nafsani. 1. Al Qalb atau kalbu merupakan materi organik yang memiliki system kognisi yang berdaya emosi. Al Gazali menyatakan bahwa kalbu memiliki insting yang disebut al nur al ilahy dan al bashirah al bathinah (mata batin)20. Kalbu dalam arti jasmani adalah jantung (heart) bukan hati (lever). Kalbu dalam artian rohani ialah menunjukan kepada hati nurani (conscience) dan ruh (soul)21. Kalbu ini berfungsi sebagai pemandu, pengontrol dan pengendali struktur nafs yang lain. Apabila kalbu ini berfungsi normal maka manusia 17 Lihat. De Bali Tj, The History of The Philosophy in Islam,( New York: Dowh Publication Inc, 1967), 131 Abdul Mujib, M.Ag, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filasofik dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Tri Genda Karya, 1993), 11 19 Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, op.cit,. 41-45 20 Victor Said Basil, Manhaj al Babs an al Ma‟rifah inda al Gazali, (Beirut: Dar al Kutub,tt). 155 21 Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), 78 18 6
  • 7. menjadi baik sesuai dengan fitrah aslinya. Karena kalbu memiliki nature ilahiyah yang dipancarkan dari Tuhan. Ia tidak saja mampu mengenal fisik dan lingkungannya tetapi juga mampu mengenal lingkungan spiritual ketuhanan dan keagmaan. Mengenai kalbu ini Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka semua tubuh menjadi baik, tetapi apabila ia rusak maka semua tubuh menjadi rusak pula, ingatlah bahwa ia adalah kalbu”22. Menurut Huzaifah, hati terbagi menjadi empat yaitu hati yang bersih, yaitu (1) hatinya orang beriman dan mendapat sinar (2) hati yang tertutup yaitu hatinya orang kafir, hati yang buta dan tidak melihat kebenaran (3) hati yang terjungkir yaitu hatinya orang munafik yaitu melihat kebenaran tetapi kemudian mengingkarinya (4) hati yang memiliki dua bekal yakni bekal iman dan bekal kemunafikan, ia tergantung dari mana yang paling dominan23. Orang yang kalbunya disinari Tuhan maka ia akan memiliki kepribadian yang kuat, teguh dan tidak mudah putus asa. Dan apabila ia memiliki nafsu muthmainah ia akan tenang dan optimis karena ia yakin rahmat Tuhan pasti akan diberikan. Agar kalbu selalu mandapat sinar Ilahiyah menurut imam Al Gazali maka harus berilmu dan iradah (kemauan). Dengan ilmu manusia akan mengetahui segala urusan dunia dan akhirat, dan menurut al Gazali kalbu berfungsi untuk memperoleh kebahagiaan akhirat. Secara psikologis kalbu memiliki daya emosi (al infialy) dan kognisi. 2. Akal secara estimologi memiliki arti al imsak (menahan) al Ribath (ikatan) al Bajr (menahan) al Naby (melarang) dan manin (mencegah)24. Berdasarkan makna ini maka yang disebut orang berakal adalah orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat maka rasionalitynya mampu bereksistensi. Dengan akal seseorang mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang menguntungkan dan merugikan. Akal mampu memperoleh pengetahuan dengan daya nalar (al Nazhr) dan daya argumentatif. Melalui akal manusia bisa bermuhasabah yakni menunda keinginan tidak terburu-buru mengerjakannya sehingga menjadi jelas olehnya kelayakannya untuk dikerjakan atau ditinggalkan. 22 Ibn Abd Allah Muhammad Ibn Ismail Ibn al Mughirah Ibn Bardhahal al ya’fi al Bukhary, Imam,Shahih al Bukhary,( Semarang: Thaha Putra, TT, Juz I),19 23 Ibnu Qoyyim al Jauriyah, op.cit, 22 24 Maan Zidadat, dkk, al Mansu‟at al Falasafiyah al Arabiyah, (Arab: Imam al Araby, 1986), 465-466 7
  • 8. Menurut al Hasan jika pekerjaan tersebut dimotivasi untuk mengharap ridho Allah maka kerjakanlah, tetapi jika tidak karena Allah lebih baik ditunda dahulu. Dan jika motivasinya untuk memperoleh ridha Allah maka harus berfikir dahulu apakah dalam mengerjakan sesuatu itu ia memperoleh pertolongan atau tidak, jika tidak sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Dan apabila sudah mendapat kepastian akan pertolongan Allah maka kerjakanlah sehingga ia akan mendapat keberuntungan. Muhasabah juga bisa dilakukan setelah selesai mengerjakan sesuatu, yakni apakah yang dikerjakan sudah ikhlas karena Allah, sesuai dengan ketentuan Allah. Apakah waktu mengerjakan lepas kendali atau tidak, bagus akibatnya atau tidak25. Dengan muhasabah orang akan selamat dan bisa menjadi lebih baik prilkunya dan kepribadiannya. Sebagaimana Plato, Al Zukhaily berpendapat bahwa jiwa rasional itu bertempat di kepala sehingga yang berfikir adalah akal bukan kalbu. Antara akal dan kalbu sama sama memperoleh daya kognisi tetapi cara dan hasilnya berbeda. Akal mampu mencapai pengetahuan rasional tetapi tidak yang supra rasional, sehingga ia mampu mencapai kebenaran tetapi tidak mampu merasakan hakekatnya.26 Menurut Al Gazali agar manusia dapat senantiasa berdekatan dan mendapat nur ilahy maka ia harus berilmu dan mempunyai iradah (kemauan). Dengan ilmu seseorang akan mengetahui segala urusan dunia dan akhirat serta segala sesuatu yang berhubungan dengan akal. Dengan kemauan dan akal seseorang akan mengetahui cara-cara untuk memperbaiki serta mencari sebab sebab yang berhubungan dengan hal itu. Al Gazali berpendapat bahwa orang yang sakit nafsunya selalu menginginkan makanan yang enak27. Hal ini memberi pengertian kepada kita bahwa jika orang tersebut sehat maka secara akal berarti semua makanan asalkan sehat dan halal dan toyyiban pasti akan terasa enak (lezat). Dengan demikian nafsu untuk selalu menginginkan hal hal yang enak enak akan dapat dikurangi atau dilawan dengan kondisi sehat. Al Gazali juga berpendapat bahwa ilmu yang diperoleh dalam hati akan memiliki kekuatan untuk melihat dan dapat membedakan aneka bentuk. Pandangan batin dan pandangan lahir sesungguhnya sama sama memiliki kebenaran, tetapi berbeda derajatnya. Hati laksana pengendara sedang akal laksana kendaraan. Buruknya hati atau pengendara akan lebih membahayakn dari pada buruknya kendaraan itu sendiri. 25 Ibnu Qoyyim al Jautiyah, op.cit, 130-131 Abdul Mujib, Nuansa Nuansa Psiokologi Islami,op.cit, 55 27 Imam al Gazali, op.cit, 20 26 8
  • 9. Namun demikian akal tetap diperlukan untuk menyelesaikan problem-problem kehidupan. Akal yang sehat akan mempengaruhi tindakan dan emosi seseorang juga kepribadiannya. Akal terbagi menjadi dua yaitu akal dharuri dan akal muktasabah. dharuri aitu akal yang dapat mengetahui secara mudah. Akal muktasabah ialah akal yang baru mengetahui dengan cara diusahakan, akal muktasabah terbagi dua yaknu muktasabah duniawi ialah akal yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan keduniawiyan. Akal muktasabah ukhrawi yakni akal yang digunakan untuk mencapai akhirat. 28 Secara psikologis orang-orang yang memiliki jiwa yang bersih dan akal yang sempurna maka ia akan mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan kehidupan, yakni melihat realitas secara cermat, tepat apa adanya dan lebih efisien.29 Ia dapat menerima keadaan dirinya dan orang lain secara professional, yakni mengakui segala kelebihan dan keterbatasan masing-masing, dengan demikian ia akan bisa menerima masukan-masukan dari orang lain secara alamiah tanpa paksaan.30 3. Nafsani Nafsu merupakan daya nafsani, ia memiliki dua kekuatan yaitu, al-Ghadhabiyah dan al- Syahwaniyah. Al-Ghadhabiyah adalah suatu daya yang berpotensi untuk menghindari segala hal yang membahayakan. Ghadab dalam psikoanalisa disebut defenci (pertahanan, pembelaan dan penjagaan), yaitu suatu tindakan untyk melindungi egonya sendiri terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu atas perbuatannya sendiri, sedang syahwat dalam psikologi disebut appetite yaitu hasrat atau keinginan atau hawa nafsu, prinsipnya adalah kenikmatan. Apabila keinginannya tidak dipenuhi maka terjadilah ketegangan, prinsip kerjanya adalah sama dengan prinsip kerja binatang, baik binatang buas yang suka menyerang maupun binatang jinak yang cenderung pada nafsu seksual. Nafsu merupakan struktur di bawah sadar dalam kepribadian manusia, apabila manusia didominasi oleh nafsunya, maka ia tidak akan dapat bereksistensi baik di dunia maupun diakhirat. Karena itu apabila kepribadian seseorang didomonasi oleh nafsu maka prinsip kerjanya adalah mengejar kenikmatan dunia, tetapi apabila nafsu tersebut dibimbing oleh 28 al-Ghazali. Op. cit, 42 Maslaw, Abraham, Motivasi dan Kepribadian, terj Nurul Iman, (Bandung: Pustaka Binaan Pressindo, 1993, jilid I), 6 30 Hasyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi, Telaah atas Pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslaw, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 88. 29 9
  • 10. kalbu cahaya ilahi maka ghadabnya akan berubah menjadi kemampuan yang tinggi derajatnya.31 Jika nafsu tersebut dikuasai oleh cahaya ilahi yang muncul adalah sifat-sifat kebaikan, tetapi jika nafsu itu dikuasai oleh syaitan maka yang muncul adala sifat-sifat syaitaniyah dan ini disebut hati yang sakit ,hati yang sakit bisa sembu apabila ia kembali kepada cahaya ilahi tetapi akan lebih sakit apabila ia dikuasai oleh nafsu syaitan. Dalam ilmu jiwa orang yang terganggu mentalnya tidaklah mudah diukur atau diperiksa dengan alat-alat kesehatan, untuk mengetahuinya biasanya hanya bisa dilihat gejalanya seperti tindakannya, tingkah laku dan pikirannya, seperti gelisah, iri hati, sedih yang tidak beralasan, hilangnya rasa kepercayaan diri, pemarah, keras kepala, merosot kecedasannya, suka memfitnah, mengganggu orang lain dan sebagainya. Kesehatan mental juga berpengaruh terhadap kesehatan badan, akhir-akhir ini dalam ilmu kedokteran ditemukan istilah psychomtic yaitu penyakit yang disebabkan oleh mental, misalnya tekanan darah tinggi, tekanan darh rendah, exceem, sesak nafas, dan sebagainya. 32 Obat dari berbagai penyakit mental dan yang disebabkan oleh mental adalah berfungsinya system kerja yang harmonis antara kalbu, akal, dan nafsu. Dan ini hanya bisa dilakukan melalui latihan-latihan kejiwaan secara terus menerus. Harmonisnya jiwan memungkinkan seseorang dapat berhubungan secara harmonis ditengah masyarakat. Untuk itu diperlukan The Art of Interction yaitu seni berhubungan yang baik menuju akhlak yang baik, sebagai landasan utama kebahagian umat, akhlak yang baik juga merupakan faktor utama dalam memperbaiki kepribadian seseorang.33 Dalam ilmu tasawuf jiwa yang bersih dan jiwa kotor termasuk dalam nafsu. Dan mereka membagi nafsu menjadi 3 bagian : 1. Nafsu amarah, ia senantiasa cenderung maksiat, baik maksiat lahir maupun maksiat bathin. Orang yang didominasi oleh nafsu amarah maka wujud kepribadiannya ialah tamak, serakah, keras kepala, angkuh, dan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji lainnya seperti free sexs, suka berkelahi dan sebagainya. 2. Nafsu lawamah, ia sudah mendapat nur ilahi dan suka beribadah tetapi masih sering melakukan maksiat bathin kemudian bersegera beristighfar dan berusaha memperbaikinya. 31 Afifi, AE, Filsafat Mistik Ibnu Arabi, terj Syahrir Mawi dan Nandi Rahman, judul: A Mystical Philosophy of Muhyidin Ibnu Arabi, (Jakarta: Media Pratama, 1995), 176-177 32 Zakiah Derajat Dr. Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung , 1970), 23 33 Sayyid Mujtaba Musafi Hari, Psikologi Islam, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1990), 17 10
  • 11. Orang yang berkepribadian lawamah maka senantiasa akan mengevaluasi diri (self correction) untuk menjadi lebih baik. 3. Nafsu muthmainah, suatu kepribadian yang bersumber dari kalbu manusia, di dalamnya selalu terhindar dari sifat-sifat yang tercela dan tumbuh sifat-sifat yang terpuji dan selalu tenang. Kecenderungannya ialah beribadah, mencintai sesama, bertambah tawakal, dan mencari ridho Allah dan bersifat teosentris. Menurut Ibnu Kholdun bahwa ruh kalbu itu disinggahi oleh ruh akal. Ruh akal ini substansinya mampu mengetahui apa saja di alam amar. Ia menjadi tidak mampu mencapai pengetahuan disebabkan adanya hijab, apabila hijab itu hilang maka ia akan mampu menemukan pengetahuan34. Bahkan sebagian ahli tasawuf yang lain membagi nafsu menjadi 7 bagian, yaitu : nafsu amarah, nafsu lawamah, nafsu malhamah, nafsu muthmainah, nafsu al rodhiyah, nafsu mardhiyah, dan nafsu kamilah. C. Ciri-ciri Kepribadian Muslim Al-Qur’an dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari ALLAH SWT. Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya saja. Padahal, itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim. 1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih) Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH. 34 Lihat Abd Rahman Ibn Kholdum, Muqaddimah min Kitab al Ibar wa Diwan al Mubtada‟ wa al Khabar fi Ayyam al Arab wa al Ajam wa al Bar bar, (Beirut: Dar al Fikr, TT), 476 11
  • 12.           “Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An‟aam [6]:162). Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid. 2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar) Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan. 3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:      “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam [68]:4). 12
  • 13. 4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani) Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim) 5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayatayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah:                                yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219) 13
  • 14. Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Allah SWT berfirman dalam surat Az- Zumar ayat 9 yang berbunyi:                            yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”„, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]: 9) 6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu) Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim) 7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu) Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. 14
  • 15. ALLAH SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua,senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin. 8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan) Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga ALLAH menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas. 9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri) Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. 15
  • 16. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari ALLAH SWT. Rezeki yang telah ALLAH sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan. 10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain) Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir) Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Wallahu’alam. Kepribadian atau watak, cirri khas atau karakter seseorang yang secara eksis dan terus menerus dipertahankan, meskipun demikian kepribadian bisa berubah ubah sesuai dengan faktor yang mempengaruhi. Dalam Islam kepribadian Muslim identik dengan akhlak Islam, ia merupakan perpaduan harmonis antara system kalbu, akal dan nafsu yang menimbulkan tingkah laku dan merupakan cirri khas umat Islam. Karena ituciri khas kepribadian Muslim ialah yang selalu menjaga hatinya untuk taat kepada Allah sehingga senantiasa mendapat sinarnya dan menjauhi segala larangannya yang merupakan kotoran-kotoran manusia. Struktur kepribadian Muslim meliputi tiga substansi, yaitu jasad atau jasmani, ruh atau ruhani dan nafsani atau jiwa, jiwa itu sendiri terdiri dari kalbu, akal dan nafsu. Sedangkan nafsu terdiri dari nafsu amarah, lawamah dan muthmainah. Semuanya ini merupakan struktur kepribadian Islam, yang jika system kerjanya bagus semua akan membentuk kepribadian 16
  • 17. kamil atau manusia pari purna yang tenang selalu berbuat kebaikan tawakal dan terhindar dari sifat sifat tercela Tetapi kenyataanya sering ada gangguan-gangguan kejiwaan yang dapat menurunkan derajat kepribadianya atau kesehatan mentalnya. Untuk menyembuhkannya harus melalui latihan latihan mental secara terus menerus seperti sabar ,taubat , tawakal, ridha dan sebagainya . D. Aplikasi Kepribadian Muslim dalam Proses Belajar mengajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di Sekolah,belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Artinya berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajaryang dialami anak didik belajar yang merupkan suatu proses perubahantingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam intrasi dengan lingkungannya.Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan nilai sikap dalam diri anak didik. Guru merupakan salah satu komponen yang ada dilembag pendidikan formal maupun non formal yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan.Peranan guru disamping sebagai pengajar dan pendidik juga sebagai pembimbing dan figur yang dapat dijadiakan contoh dan panutan membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebaga i kegiatan menuntun anak didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian dan cakap sesuai dengan karakternya. yaitu dengan jalan memberikan lingkungan dan arah sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini termasuk ikut memecahkan persoalan/kesulitan yang dihadapi anak didik, baik perkembangan secara fisik maupun secara mental. Jadi sebagai pendidik guru tidak hanya mencerdaskan anak didiknya saja tetapi juga harus mampu membina dan mengarahkan bakat dan kemampuan anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampumenguasai ilu pengetahuan dan megembangkan karyanya.Sebagai pembimbing guru berfungsi sebagai petunjuk jalan yang benar dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tepat bagi anak didiknya dengan mendorong dan meningkatkan potensi kejiwaaan dan jasmaninya. Jadi guru diharapkan mampu sebagai pembimbing bagi potensi yang dimiliki anakdidik sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati. Bagi pembimbing dalam belajar mengajar guru diharapkan mampu untuk: a. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar. 17
  • 18. b. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya c. Mengevaluasi keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya e. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun secara kelompok Guru sebagai contoh, dituntut untuk memberi contoh dan menjadi contoh. Guru mampu menjadi orang yang mengerti pribadi siswa dengansegala problemnya. Begitu besar peranan seorang guru dalam pendidikan oleh karena itu,Islam dangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan termasuk guru agama, sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai tarafketinggian dan keutuhan hidup. Sesuai dengan Firman Allah dalam Surat al-Mujadalah ayat 11:                                  Yang artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Kepribadian guru yang dapat mempengaruhi murid yang dikembangkan terus menerus sehingga ia benar-benar terampil dalam tugasnya itu: a. Memahami dan menghargai tiap potensi dari tiap murid b. Membina situasi sosial yag menliputi interaksi belajar mengajar yang mendorong murid dalam meningkatkan kemmpuan memahami pentingnya kebersamaan 18
  • 19. dan kesepahaman arah pemikiran atau perbuatan dikalangan murid. c. Membina perasaan saling mengerti, saling menghormati, dan saling bertanggung jawab dan percaya mempercayai antara guru dan murid. Didalam proses belajar kepribadian guru agama akan terasa Nampak ketika berhadapan dengan siswa. Sedangkan kepribadian merupakan unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didk, yang akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Kepribadian yang dimiliki seorang guru merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Guru bersikap dan berperilaku baik dapat memberikan suri tauladan/contoh, sebab apabila orang telah melakukan perbuatan baik, sering dikatakan bahwa seseorang melakukan suatu kepribadian yang baik. Sebaliknya, bila seseorang melakukan suatu perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan bahwa orang itu mempunyai kepribadian yang tidak baik.Oleh kaena itu, masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik. Kepribadian juga menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak/ penghancur bagi masa depan anak didiknya. Maka dari itu,seorang guru hendaknya memiliki kepribadian Muslim yang kuat supaya mereka disegani dan disenangi serta akan memudahkan berhasilnya pendidikan. 19
  • 20. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kepribadian Muslim atau sering disebut akhlak Islami yaitu prilaku seorang Muslim yang merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal dan fitrah insani. Kepribadian bagi seorang Muslim ialah yang senantiasa menjaga hatinya untuk selalu taat kepada Allah dan berbahagia karena dekat kepada Allah sehingga memperoleh sinarnya dengan senantiasa mengerjakan ibadah dan amal saleh lainya. sedangkan hati yang kotor dan ingkar kepada Allah yang muncul dari anggota badanya adalah sifat keji adalah bekas hati yang kotor dan gelap tanpa sinar. 2. Struktur kepribadian Islam merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal, dan nafsani. 3. Ciri-ciri kepribadian muslim yaitu: Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih), Shahihul Ibadah (ibadah yang benar), Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) , Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani), Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) , Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu), Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu), Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan), Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri), Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain). 4. Kepribadian juga menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak/ penghancur bagi masa depan anak didiknya. Maka dari itu,seorang guru hendaknya memiliki kepribadian Muslim yang kuat supaya mereka disegani dan disenangi serta akan memudahkan berhasilnya pendidikan B. Saran-saran Sebagai seorang muslim hendaknyalah kita mempunyai kepribadian muslim yang tangguh, agar menjadi insal kamil yang dicintai Allah dan mahluq-Nya. 20
  • 21. DAFTAR RUJUKAN Abu Hamid Muhammad al Gazali, Ihya Ulumu al Din, Beirut, Dar al Fikri, 1980 Al Gazali, Ihya Ulumu al-Dien, bab, Keajaiban Hati, terj H, Ismail Ya’qub, Jakarta, Faisan, 1984. Abdul Mujib. M.Ag, dan Yusuf Muzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, th 2001. ——-, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung, Triganda Kama, 1992. Afifi AE, A Mysical Philosophy of Muhyidin Ibnu Arabi, terj Syahrir Mawi dan Naudi Rahman, Filsafat Mistik Ibnu Arabi, Jakarta, Media Pratama, 1995. Abd Rahman Ibnu Khaldun, Muqadimah min Kitab al-Ibar wa Diwan al-Mubtada al-Khabar fi Ayyam al-Srab wa al-Ajam wa al-Bar Bar, Beirut, Dar al- wa Fikry, at. Ahmad Fauzi, H, Drs, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia, 1999. De Boli Tj, The History of the Philosophy in Islam, New York, Dower Publication Inc, 1967. Hanna Djimhana Bartaman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1997. Hasyim Muhammad, Dialog Antara Tasawufdan psikologi, Telaah atas pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002. Ibnu Qayyim al-Jauhiyah, Keajaiban Hati, Jakarta, Pustaka Ahazam, 2000. Ibnu Abd Allah Muhammad Ibnu Ismail Ibnu al-Mughirah Ibn Badizhah al Ya’fi alBukhary, Yaman,Shahih al-Bukhari, Semarang, Thaha Putra, At. Maslaw Abraham, Motivasi dan Kepribadian, terj Nurul Iman, Bandung, Pustaka Binaan Pressindo, 1993. Muhammad Ustman Najali, Dr, Jiwa Dalam Pandangan Para Filusuf Muslim, terj Gazi Saloom, SPI, Bandung, th 2002. Mansur Ali Rajab, Taam Mulut fi Falsafah al-Akhlak, Mesir, Maktabah al-Anjatu Mishriyah, 1961. Maan Zidadat, dkk, Al-Mausuat al-Falasifiyah al-Arabiyah, Imma al-Araby, 1986. Sayyid Mujtaba Musafi Hari, Psikologi Hidayah, 1990. Victor Said Basil, Manhaj al-Babs Amal Ma‟rifah Inda al-Ghazali, Beirut, Dar al- Kutub. Zakiah Derajat. Kesehatan Mental, Jakarta, Gunung Agung, 1970. 21 al-

Proses pembentukan kepribadian sosial yang Islami di dasarkan dengan Hadits Rosul

  • Proses Pembentukan Kepribadian Sosial yang Islami di dasarkan dengan hadits Rosul 
  • BAB I PENDAHULUAN A.
  • Latar Belakang Masalah 
  •  Semua kajian para psikolog sekalipun terlihat cukup beragam dari berbeda-beda lingkup kajiannya, namun pada intinya focus studi mereka adalah untuk mencapai target yang sama, yaitu memahami kepribadian manusia. Agar kita bisa memahami kepribadian manusia secara benar, kita wajib mengetahui semua komponen yang memiliki kontribusi untuk membentuk sebuah kepribadian. Bahkan kita juga harus mengetahui berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian secara baik. Jauh sebelum para penemu teori psikologi kontemporer menemukan teori-teorinya tentang struktur kepribadian manusia, dalam Al-Qur‟an sebenarnya sudah menyinggung tentang hal itu. Dan pada perinciannya dijelaskan pada hadist-hadist Rosulullah SAW. Baik itu struktur kepribadian,tipe kepribadian dan sampai factor-faktor yang mempengaruhi kepribadian. Dalam pembahasan kali ini akan menyinggung tentang perihal ayat Al-Qur‟an dan hadisthadit yang menjelaskan tentang kepribadian manusia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanastruktur kepribadian dalam islam? 2. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian? 3. Bagaimanapembentukan kepribadian sosial yang islami? 4. Ayat dan Hadist tentang kepribadian? C. Tujuan untuk mengetahui tentang struktur kepribadian dalam islam, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, mengetahui pembentukan kepribadian sosial yang islami dan untuk mengetahui ayat dan hadist mengenai kepribadian.
  • BAB II 
  • PEMBAHASAN PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SOSIAL YANG ISLAMI DIDASARKAN DENGANHADIST ROSUL 
  • A. Struktur Kepribadian dalam Islam Struktur adalah komposisi pengaturan bagian-bagin komponen, dan ssnan komplek keseluruhan. James P. Chaplin mendefenisikan strktur dengan satu organisasi permanen, pola atau kumpulan unsur-unsur yang bersifat relatif stabil, menetap dan abadi. Struktur kepribadian memiliki arti integrasidari sifat-sifat dan sistem-sistem yang menyusun kepribadian. Dalam islam, penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan subtansi manusia, sebab dengan penbahasan subtansi tersebut dapat diketahu hakikat dan dinamika prosesnya. Subtansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Masing-masing aspek yang berbeda naturnya ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasikan. Karena saling membutuhkan, diperlukan sinergi antara keduanya, yang dalam terminologi psikologi islam disebut dengan nafs. 1. Struktr Jasmani (jisim) Jasmani adalah sbtansi manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna dibanding dengan organisme fisik makhlk-makhluk lain. Setiap makhluk biotik lahiriah memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah, api, udara, dan air. Keempat unsur diatas merupakan materi yang abiotik (mati). Ia akan hidup jika diberi energi kehidupan yang bersifat fisik (thaqah al-jismiyah). Energi kehidupan ini lazimnya disebut dengan nyawa, karena nyawa manusia hidup. Jisim manusia memiliki natur tersendiri. Al-Farabi menyatakan bahwa komponen ini dari alm ciptaan, yang memiliki bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan diam, serta berjasad yang terdiri dari beberapa organ. 2. Struktur Ruhani Ruh merupakan subtansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism lathif), ada yang sutansi sederhana, dan ada juga subtansi ruhani. Ruh yang menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi makhluk lain. Pemahaman hakikat ruh sangat misteri, bahkan dalam QS: Al-isra‟ ruh merupakan urusan Tuhan.
  • 85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". 3. Struktur Nafsani Nafs dalam khazanah islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti jiwa (soul), nyawa, ruh, konotasi yang berdaya syahwat dan ghadhap, kepribadian, dan subtansi psikofisik manusia. Maksud nafs dalam sub ini adalah sebagaimana dalam pengertian terakhir. Pada subtansi nafs ini, komponen jasad dan ruh. Nafs memiliki natur gabungan antara natur jasad dan ruh. Nafs adalah potensi jasad ruhani (psikofisik) manusia yang secara inhern telah ada sejak manusia siap menerimanya. Potensi ini terikat dengan hukum yang bersifat jasadi-ruhani. Semua potensi yang terdapat pada nafs berifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktual nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam konteks ini, nafs memiliki arti psikofisik manusia, yang mana komponen jasad dan ruh telah bersinergi. Qalbu Kata qalbu terambil dari kata bermakna “membalik” karena ia sering kali ia berbolak balik, terkadang senang, terkadang susah, kadang kala setuju kadang kala menolak. Qalbu sangat berpotensi untuk tidak konsisten. Al-qur‟an pun menggambarkan demikian, ada yang baik dan ada pula sebaliknya. Al-Qur‟an menjelaskan bahwa, kata qalbu dapat diartikan sebagai wadah, dilukiskan pula dengan fuad. Al-Ghazali secara tegas melihat qalbu dari du aspek: 1. Qalbu jasmani adalah daging sanubari yang terbentuk seperti jantung pisangyang terletak dalam dada sebelah kiri. 2. Qalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus, rabbani, dan ruhani yang berhubungan dengan qalbu jasmani. Bagian kedua ini merupakan esensial manusia. Pemaknaan dua aspek tersebut wajar, sebab qalbu merupakan bagian dari nafsani. Setiap nafsani memiliki komponen fisik dan psikis. Komponen fisik tercermin dalam qalbu jasmani, sedang komponen psikis tercermin dalam qalbu ruhani.
  • Akal Secara etimologi, akal memiliki arti al-imsak (menahan), al-ribat (ikatan), al-hajr (menahan), al-nahy (melarang) dan man‟u (mencegah). Berdasarkan makna bahasa ini maka yang disebut orang yang berakal (al-„aqil) adalah orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat jiwa rasionalitasnya mampu bereksistensi. Akal merupakan bagian dari daya nafsani manusia yang memiliki 2 makna: 1. Akal jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak dikepala. Akal ini lazimnya disebut otak yang bertempat dikepala. 2. Akal ruhani yaitu cahaya ruhani dan daya nafsani yang dipersiapkan untuk memperoleh pengetahuan dankognisi. Dalam al-qur‟an, komponen nafsani yang mamp berakal adalah qalbu. Firman Allah Swt: 46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. Berdasarkan ayat ini, para musafir, sebagaimana yang diulas oleh Al-Ghazali dan Al-Zukhalli berbeda pendapat. Sebagian ada yang berpendapat bahwa qalbu yang berakal, dan sebagian yang lain menyebut “otak” yang berakal. Hawa Nafsu Nafsu sebagai daya nafsani memiliki banyak pengertian: pertama, nafsu merupakan nyawa manusia, yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk di dalam tubuh manusia melalui mulut dan kerongkongan. Kedua, nafsu merupakan sinergi jasmani-ruhani manusia dan merupakan totalitas strukturkepribadian manusia, ketiga, hawa nafsu yaitu, yaitu bagian dari daya nafsani yang berarti hawa nafsu yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan al-ghadap dan al-syahwat. Dalam perspektif psikologi memiliki daya konotasi, konotasi adalah bereaksi, berbuat, berusaha, berkemauan dan berkehendak. Aspek konotasi kepribadian ditandai dengan tingkah laku yang bertujuan dan imfuls untuk berbuat. Hawa menunjukkan struktur bawah sadar atau prasadar dari kepribadian manusia. Apabila manusia mengubah dominasi hawa nafsunya
  • maka kepribadiannya tidak akan mampu beriksistensi secara baik. Manusia model ini memiliki kedudukan sama dengan binatang bahkan lebih hina. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Dengan mengkaji proses penciptaan manusia dan perkembangan manusia serta sifat-sifat manusia, maka faktor-faktor yang mempengarhi perkembangan kepribadian individu meliputi: a. Potensi yang telah Allah berikan terutama berupa fisik dan ruh serta sifat-sifat dasar manusia (yang bisa berupa kecenderungan berbuat negatif). Allah SWT memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalur hidupnya. b. Sikap, Perilaku, dan Perlakuan Orang tua, merupakan lingkungan utama yang akan memberikan pengaruh bagi anak dalam menjalankan aktivitas hidup, apakah anak akan berkembang sekedar mengikuti dorongan hawa nafsunya, atau anak akan berkembang menjadi pribadi yang mampu menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan fisiknya dengan pemenuhan kebutuhan spritualnya. Dalam hal ini Husain Mazhari (2003: 1) mengungkapkan bahwa orang tua berpengaruh terhadap nasip dan masa depan anak serta bagi kebahagiaan ataupun kesengsaraan anak. Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang bahagia adalah orang yang telah berbahagia di perut ibunya, dan orang yang sengsara adalah orang yang telah sengsara diperut ibunya.” Dengan demikian hadist ini menunjukkan bahwa nasib seorang anak, bahagia atau sengsara sebenarnya terletak pada awal pertumbhannya di dalam perut ibunya. Hadist ini juga menyingkapperanan orang tua dalam menyediakan lahan yang menentukan masa depan anak, diberbagai tahap perkembangannya. Husain Muzhahiri menjelaskan faktor-faktor yang membentuk kepribadian anak: 1. Cinta kasih dalam pembinaan kepribadian. Hasil penelitian lapangan tentang anak-anak yang dibesarkan dibawah perhatian penuh orang tuanya sejak bayi hingga tiga tahun dengan anak-anak yang dibesarkan di lembaga-lembaga anak, ternyata ditemukan bahwa anak-anak yang tidak mendapat kasi sayang orng tua memiliki empat sifat: a. Secara umum ketika dewasa mereka tidak memiliki semangat, b. Tidak mampu mengadakan hubungan sosial, c. Dingin, tidak punya motivasi dan sulit menyelesaikan pekerjaan, d. Menilai orang lain selalu negatif dan sulit percaya pada orang lain.
  • 2. Tidak menghina dan tidak mengurangi hak anak. Rasulullah bersabda: “hormatilah anak-anak kamu dan perbaikilah adab mereka, niscaya Allah mengampuni kamu.”islam menilai mencium anak adalah suat rahmat, bahkan Rasulullah berpendapat bahwa orang yang tidak pernah mencium anaknya adalah tanda bahwa rahmat Allah telah dicabut darinya. 3. Perhatian pada perkembangan kepribadian anak. Tujuh tahun pertama orang tua membantu perkembangan anak dengan penuh kasih sayang dan cinta. Tujuh tahun kedua hendaknya orang tua banyak memberikan motivasi agar anak terampil melakukan berbagai pekerjaan orang tua yang bisa di bantunya. Orang tua perlu sering memberikan hadiah dan pujian jika anak melakukan perbuatan baik seperti membantu pekerjaan rumah. Tujuh tahun ketiga, hendaknya berlangsung hubungan berdasarkan prinsif penghormatan dan musyawarah. Pada usia seperti ini, orang tua berhak memanfaatkan kemampuan anaknya untuk melakukan beberapa pekerjaan, akan tetapi dengan bermusyawarah. 4. Menghindari perkataan kotor Allah Swt berfirman dalam QS Ali Imran: 159 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. Dari ayat ini dapat diambil pelajaran oleh para orang tua dalam mendidik anaknya. Tidak memaksa kehendak, tetapi selalu mengutamakan musyawarah, dengan menggunakan katakata yang baik dan lembut.
  • c. Faktor Keturunan (faktor hereditas) Bagaimana pun faktor keturunan dalan membentuk kepribadian anak tidak dapat dipungkiri. Dalam QS Al-A‟raf: 57 “Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah. Dan tanah yang tidak subur (tidak baik), tanam-tanamannya hanya tumbuh merana.” Pentingnya faktor keturunan dinyatakan Raslullah dalam sebuah hadist: “lihatlah kepada siapa anda letakkan nutfah (sperma) anda, karena sesungguhnya asal (al-„irq) menurn kepada anaknya.” C. Pembentukan Kepribadian Sosial yang Islami Islam menggambarkan cara membentuk masyarakat islami yang utama dan ideal. Dan untuk itu, islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat dan pendidikan yang baik, sebagaimana islam juga menyiapkan kesempatan-kesempatan yang memungkinkannya untuk sanggup memperlihatkan kemampuan-kemampuannya yang tersimpan. 1. Menyerahkan diri kepada Allah Pembentukan pribadi yang islami, harus atas dasar kesadaran menyerahkan diri kepada Allah. Hal itu menyangkut akidah dengan cara beriman pada keesaan Allah, dan menyangkut akhlak, yang berarti seseorang harus berakhlak seperti diperintahkan Allah. Allah ta‟ala menafsirkan makna menyerahkan diri kepada Allah, saat Dia memberikan contoh ideal yang tercermin sosok Rasulullah Saw. Firman Allah dalam QS Al-An‟am:162-163 -- 2. Kebebasan dan Kemuliaan Manusia Pembentukan pribadi yang islami, harus berdasarkan pada asaskebebasan serta kemuliaan manusia. Selain itu, pribadi seorang muslim harus melepaskan diri pengabdian kepada selain Allah. Dengan demikian ia benar-benar bisa terbebas dari segala bentuk ketakutan, kegelisahan dan perasaan apa saja yang memperlemah serta melecehkan kemuliaan insani. Takut mati misalnya, adalah termasuk sesuatu yang berlaku secara riil dalam kehidupan umat
  • manusia. Namun terkadang ada seseorang yang justru memilih menjadi hina didepan orang lain yang lalim, atau lari dari kancah peperangan atau berkompromi dengan musuh agama. 3. Membebaskan Pribadi Muslim dari Faktor-Faktor Ketakutan Karena itulah, kita lihat islam berusaha mengatasi rasa takutini dari pendekatan aspek akidah tauhid. Ia tanamkan akidah atau keyakinan ke hati seorang muslim, bahwa yang menguasai segenap kekuasaan hanyalah Allah semata. Dialah yang membuat kematian dan kehidupan. Dan Dialah yang menentukan ajal manusia. Apabila ajal mereka telah datang, maka tidak bisa diundur ataupun dimajukan barang sesaatpun. Keinginan untuk bisa terus hidup atu bersikap pengecut, bukanlah yang menunda tibanya ajal. Sama seperti sikap pemberani, bukanlah yang menunda tibanya ajal. Sama seperti sikap pemberani, bukanlah yang menyebabkan ajal segera tiba. Allah telah menjelaskan hal itu dalam kitabnya yang mulia. 185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Kesehatan Jiwa Kesehatan jiwa dikenal sebagai kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat dimana ia hidup. Adaptasi inilah yang mendatangkan kenikmatan hidup dan menghilangkan kekacauan-kekacauan yang penuh semangat. Sesuai dengan pengertian ini seseorang akan ridha terhadap dirinya sendiri, dan tidak memperlihatkan hal-hal yang menunjukkan adanyaketidak cocokan sosial. Ia tidak akan melakukan perilaku-perilaku sosial yang kontroversial. Sebaliknya ia justru melakukan perilaku-perilaku rasional yang menunjukkan adanya keseimbangan emosional, sentimen, dan rasional dalam berbagai bidang dan selalu bersikap tenang disemua situasi dan kondisi. Manhaj islam dalam pembentukan pribadi muslim, menjadikan sebagai pribadi yang matang dan sanggup menikmati semua gejala dan sendi-sendi kesehatan jiwa sebagai berikut: 1. Iman dan kemantapan hati Iman dan kemantapan hati yang dirasakan seorang muslim akan menciptakan adanya keseimbangan emosional, sentimen dan akal. Firman Allah dalam QS ibrahim: 27 2. Memelihara hubungan bersama Allah 3. Fleksibel dalam menghadapi berbagai masalah 4. Bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kebahagiaan
  • 5. Hati yang senantiasa berjaga 6. Menjaga hubungan baik dengan sesama muslim 7. Selalu optimis D. AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST NABI TENTANG KEPRIBADIAN QS. Shaad (38): 71-72 ; 71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". 72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya". QS Al-Qashas: 77 77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS. Ar-Ruum (30):22 22. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Hadist Nabi Saw: “sesungguhnya salah seorang dari kalian telah dikumpulkan proses penciptaannya didalam perut ibunya selama 40 hari. Kemudian selama 40 hari dia akan menjadi „alaqoh (segumpal darah) dan menjadi Mudghoh (sekerat daging) pada 40 hari lagi. Setelah itu dikirim malaikat meniupkan ruh kedalamnya” “tidak ada seorang jabang bayipun kecuali dia terlahir berdasarkan fitroh. Lantas kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi orang yahudi, nasrani, maupun majusi”
  • “Wahai Rosulullah, beritahukan (mana saja yang termasuk kebaikan dan dosa) kepadaku!” Rosulullah bersabda, “kamu dating untuk bertanya kepadaku tentang kebaikan dan keburukan?” Aku menjawab, “iya” lantas Rosulullah mengumpulkan ketiga jarinya. Beliau memasukkannya kedadaku sembari berkata, “Wahai Wabishah, mintalah fatwa kepada dirimu sendiri! Kebaikan adalah sesuatu yang dirasakan tenang oleh hati dan jiwa. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengusik hati dan menciptakan kebimbangan dalam dada” “sesungguhnya aku menciptakan hamba-Ku dalam keadaan memeluk agama yang hanif. Lalu setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka”. (HR. Muslim) “tidak ada keutamaan bagi seseorang atas orang lain kecuali dengan pertimbangan agama atau ketakwaan”. Didalam riwayat lain, “tidak ada keutamaan lain bagi seseorang atas orang lain kecuali berdasarkan agama atau amal sholeh”.
  • BAB III PENUTUP Kesimpulan penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan subtansi manusia, sebab dengan penbahasan subtansi tersebut dapat diketahu hakikat dan dinamika prosesnya. Subtansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Masing-masing aspek yang berbeda naturnya ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasikan. Karena saling membutuhkan, diperlukan sinergi antara keduanya, yang dalam terminologi psikologi islam disebut dengan nafs. faktor-faktor yang mempengarhi perkembangan kepribadian individu meliputi: 1. Potensi 2. Sikap, Perilaku, dan Perlakuan Orang tua 3. Faktor Keturunan Islam menggambarkan cara membentuk masyarakat islami yang utama dan ideal. Dan untuk itu, islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat dan pendidikan yang baik, sebagaimana islam juga menyiapkan kesempatan-kesempatan yang memungkinkannya untuk sanggup memperlihatkan kemampuan-kemampuannya yang tersimpan. 1. Menyerahkan diri kepada Allah 2. Kebebasan dan Kemuliaan Manusia 3. Membebaskan Pribadi Muslim dari Faktor-Faktor Ketakutan
  • DAFTAR PUSTAKA Erhamwilda. Konseling Islami. Yokyakarta: Graha Ilmu. 2009. M. Jamaluddin Mahfuzh. Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-khautsar. 2001. Mujib, Abdul. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo. 2006. Mukhlis. Psikologi Islam. Pekanbaru: Almujtahadah Press. 2001.

Cara memikat wanita dan Menjadi BURONAN Wanita secara Islam


 


  1. CARA MEMIKAT WANITA SECARA ISLAM

  • 2. Jika mereka ditanya soal pria ideal, Cewek mendefinisikan pria yang ideal adalah pria yang kuat, humoris, romantic, care dan sensitive serta komitmen pada keluarga. Namun saat cewek benar-benar memilih, pria yang care, romantic minded biasanya akan dibuang dan hanya akan dianggap sebagai pecundang. Betulkah demikian? Setiap pria memiliki impian, keyakinan, harapan bahwa suatu saat ada seseorang yang special yang sangat cantik dan selalu memberikan inspirasi dalam hidupnya, sehingga mereka tiada henti untuk berjuang, menang atau kalah. Realitas bagaimanapun juga sangat jauh berbeda dengan fantasi romansa. Kenyataannya, banyak rintangan yang harus kita hadapi. Ada factor lain yang harus kita perhatikan: penampilan, kepribadian, kompetisi, popularitas, status financial, dan status sosial. Namun kebanyakan kita tidak memahaminya, karena tidak ada seorangpun yang mau mengajarkan ilmu romansa. Pernahkah kamu nervous saat mendekati
  • 3. ataupun mengobrol dengan cewek yang menarik dan ujung-ujungnya kamu ditolak karena alasan yang tidak jelas? Aturan romansa sudah jauh berbeda, dan mengalami revolusi. Sekarang, cewek lebih independent dalam masalah financial. Mereka tak lagi mengandalkan keuangan sebagai factor penentu romansa. PRIA yang bisa menafkahi adalah salah satu factor saat cewek mencari pasangannya. benar atau salah, saat cewek jatuh cinta, mereka memilih pria yang lebih tinggi, memiliki status sosial & status ekonomi, ketampanan fisikal, dan yang terakhir adalah jaminan keamanan financial. Situasi yang disayangkan bagi pria yang pendek, sok romantic, tradisionil, jadul, dan ketinggalan jaman. So, kita sebagai pria jangan sampai ketinggalan jaman. Pengalaman pribadi dan akal sehat kita mengatakan bahwa dunia romantika dan situasi sosial sekarang luar biasa menyedihkan bagi pria rata-rata yang memiliki kehidupan yang tidak menarik. Tapi apapun dan bagaimanapun kondisi kamu sekarang, masih ada cara
  • 4. untuk meningkatkan kualitas kehidupan game romansamu ke arah yang lebih baik. Ebook ini membahas tentang itu semua. Romansa bukan persoalan percaya diri. R Romansa adalah pengetahuan—memahami daya tahan seorang pria, Mengasah sinyal ketertarikan,serta penghalang apa saja yang ada dalam mendapatkan cewek impianmu. Tujuan penulisan buku ini adalah memberitahukanmu bagaimana cara menemukan cewek idaman dan membuat dia tertarik padamu- tak peduli apakah dia , murid pengajianmu ,teman kuliahmu atau malah cewek cantik di negeri seberang.
  • 5. Ketika anda seorang muslim yang sangat kental akan pemahaman agamanya ( berarti bukan islam ktp atau islam yang kurang mengerti dalil dalil tentang bab bab mahrom ), Tidak berarti anda langsung murtad dan menjauh sejauh jauhnya keyakinan anda yang sekarang agar anda bisa keluar masuk dengan bebas mmpelajari dan mempraktekkan zona seduction yang pada umumnya mengarah pada kehidupan liar . Tidak , saya tidak menganjurkan anda demikian. justru ebook ini adalah jalan keluar atau ibaratnya solusi emas khusus untuk anda yang ingin bertahan mempertahankan agama keislaman namun tetap menjadi pria dengan gen terbaik dan berkualitas di mata wanita tanpa perlu melanggar larangan agama. Just it. its simple dude !!! ini kira kira pertanyaan anda yang sekarang keluar Bagaimana sistemnya sob ? apakah benar ada cara tersendiri untuk diri saya , sementara diluar sana ada saja tip tips pemikat yang ujung-ujungnya saya harus telpon-telponan , mempelajari kino atau sentuhan , dan babak finalnya ke arah kencan. Itu bukan gw banget sob. Bukan karena gw pemalas , tidak !
  • 6. bukan gw gak sanggup mempelajari hal hal demikian , sekali lagi tidak !!! namun emang gw sudah di setting oleh kehidupan gw sedari kecil tidak boleh melakukan hal hal haram itu , intinya gw pria muslim yang memegang teguh janji sah agama ini untuk berbuat halal. Dan ingin menikah dengan wanita muslim nan cantik yang mendukung konsistensi agama gw pula. ya saya sudah mendengar pertanyaan anda diatas , dan dari situ saya simpulkan: Anda Benar-Benar Pria Islam Tulen yang tidak mau masuk dan terjerumus ke dalam LUMPUR Romansa yang gelap ,kotor , berlendir , bergetah dan bau dosa. saya memahami anda . Mengapa demikian ? simple saja. Saya pernah bertukar kehidupan di posisi anda. saya juga dulu adalah pria yang sama dengan anda. saya mencari-cari informasi dengan hati hati , berjam jam pembelajaran , berbulan -bulan dan bahkan hitungan
  • 7. tahun saya menenggelamkan diri saya di laut Romansa. Dan hasilnya bagi saya adalah nihil .Berbagai ilmu seduction yang saya tekuni pada hakikatnya hanya memuaskan hasrat saja dan jauh dari jalur agamis sebab itulah justru merusak mental dan jiwa saya. Perlu diingat sobat , ilmu -ilmu romansa itu ibarat pemantik dan terserah manusia itu menggunakannya sebagai apa. Pemantik itu bisa digunakan hanya untuk menghidupkan api di kala gelap , cukup untuk membakar kayu agar tercegah dari masuk angin , Tapi juga mampu untuk membakar rumah sekaligus puluhan orang yang ada di dalamnya . intinya tergantung kepada siapa pemantik itu di serahkan. Namun sayangnya , zaman ini ilmu seduction semakin merajalela dan seolah dibalut dengan rapi dgn barisan kalimat " agar pria tidak lagi dibodohi wanita" Biarlah ilmu Romansa di situs -situs sebelah ,berjalan sesuai arusnya , dan untuk anda sebagai pria islami , tentu saja bukan menjadi korban di sana. Jangan racuni diri anda dengan hal hal yang dilarang oleh alQuran dan alhadist.
  • 8. Jangan berzina antar kelamin anda dengan kelamin wanita karena Perzinaan hanya akan menjadi tembok penghalang anda masuk surga. saya hanya mengucapkan kata kata yang benar benar terjadi oleh hidup saya . Walaupun saya begitu bejat saat itu , alhamdulillah saya tidak sampai berzina dan masih perjaka . masya allah .syukur lillah karena allah . Dan mudah mudahan ebook yang saya cantumkan ini bermanfaat dan anda segera menikah dengan wanita impian anda . wallohu aklam
  • 9. Anda ingin memiliki dan menguasai materi ebook Cara memikat wanita hingga jadi buronan wanita secara islam ? tanpa sistem approach tanpa sistem phone game tanpa sistem dating tanpa sistem melanggar larangan Allah. Kursus Gratis Untuk anda yang benar -benar Ingin lebih "Mendalami Karakter Pria Sejati" “The Game” adalah ebook pembelajaran untuk kaum adam , agar menjadi pria IMPIAN WANITA yang soleha. Download dan Segera KUASAI materi DASYAT nya di blog saya : http://3penaklukwanita.blogspot.com