Here I am

Minggu, 21 Juni 2015

Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa

Kalimat awal di akhir surah Al baqarah ini sungguh sangat berarti. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Allah yang menciptakan mahluk, pencipta alam semesta, tentu sangat paham betul tentang kekuatan atau kesanggupan dari mahluknya dalam menerima beban. Sesuai dengan ayat ini berarti seberat apapun beban yang pernah kita terima sampai detik ini, tentu dimata Allah masih merupakan beban yang masih sanggup kita pikul. Alangkah bijaknya kita sebagai orang yang beriman, yang selalu yakin dan percaya akan datangnya bantuan Allah selalu yakin pada ayat ini. Ayat ini sungguh indah bila kita ingat ketika kita merasakan beban yang sangat berat sedang menimpa kita. Apakah itu beban (masalah) keluarga, masalah ekonomi, masalah sosial, serta beribu-ribu masalah lainnya. Hendaknya kita selalu berpedoman pada kalimat di awal ayat ini. Di bagian akhir dari ayat ini, Allah juga mengajarkan kepada kita sebuah doa yang sangat indah bila kita mau mengamalkannya. Doa itu adalah: Ya Rab kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan Ya Rab kami, janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami Ya Rab kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (Al-baqarah(2); 286). Minggu ini kembali harian ibukota memberitakan kisah pilu anak manusia di belantara ibukota yang konon kabarnya lebih kejam dari ibutiri. Setelah ditolak beberapa rumah sakit, akhirnya Zulfikri diterima di salah satu rumah sakit di Jakarta. Saat diterima di rumah sakit Harapan Bunda, kondisinya tubuhnya sudah kuning dan mulutnya mengeluarkan busa. Sungguh suatu perjuangan yang sangat melelahkan untuk mendapatkan sebuah pertolongan pertama buat bayi yang sudah demikian sekarat. Sungguh suatu kesabaran yang mengagumkan telah ditunjukkan oleh orang tua Zulfikri. Allah sungguh Maha besar, sebagaimana janji Allah di surah lain, yaitu surah Al-Insyirah (94):5-6. Di dua ayat ini Allah berfirman yang maknanya: Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Melihat dua ayat di atas, jelas Allah tidak akan berbohong terhadap firman-firmannya. Kembali kita bisa mengambil pelajaran dari keluarga orang tua Zulfikri, betapapun sulitnya mereka. Mereka tetap berihtiar, seperti yang selalu kita dengar pepatah ihtiarun wajibun. Ihtiar itu hukumnya wajib, sementara keputusan akhir semuanya kita serahkan kepada Allah SWT yang menciptakan kita semua. Allah menunjukkan kebesarannya, sekaligus membuktikan dua ayat di atas kepada keluarga Zulfikri. Subhanallah, setelah diberitakan dimedia masa, banyak tanggapan yang masuk dan ingin membantu keluarga Zulfikri. Menurut berita, dikabarkan bahwa ada sebuah yayasan yang akan menanggung semua biaya Zulfikri selama di rumah sakit. Selanjutnya yayasan tersebut juga akan membiayai Zulfikri sampai dia besar nanti. Sunggu berita yang mengharukan, semua keletihan yang dirasakan keluarga Zulfikri saat berkeliling Jakarta mencari rumah sakit seakan hilang dengan adanya berita gembira ini. Kembali banyak hal yang kita bisa ambil pelajaran dari cerita keluarga ini. Semoga matahati kita selalu terbuka untuk dapat merasakan kepedihan yang diderita oleh saudara kita. Semoga kita juga masih mau belajar banyak dari kejadian ini. Semoga Allah selalu melindungi kita, dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mata hati kita tidak dapat melihat dan belajar dari kejadian-kejadian ini.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA

Download Button

Senin, 15 Juni 2015

Bercanda Yang Syar’i

Bercanda merupakan salah satu hobi semua kalangan, baik itu anak-anak maupun orang tua, laki-laki atau perempuan, penarik becak atau kuli batu, terlebih lagi para generasi muda.
Karena begitu tersebarnya kegemaran dan hobi canda ini di masyarakat Indonesia Raya, sampai-sampai dijadikan profesi oleh sebagian orang. Nah, muncullah di sana grup-grup lawak dan banyolan, ludruk, kelompok musik humor, pantomin, film-film humor, promosi dan media massa yang dihiasi dengan humor. Bukan cuma lewat media audio-visual, bahkan juga lewat karya tulis, dan buku-buku. Lebih ironisnya lagi kegemaran bercanda ini digunakan oleh sebagian kiai dan ustadz untuk menarik massa, pemanis retorika dalam berceramah dan berkhutbah sehingga menjadi ciri khas bagi dirinya. Tak heran jika disana ada sebagian pelawak dan artis jadi ustadz. Sangat menyedihkan sekali……
Allah ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً (الأحزاب : 21)

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah
 Shallallahu ‘Alaihi Wasallam suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah ta’ala”.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sosok terbaik dalam menerapkan perintah dan tuntunan Allah Ta’ala. Sekalipun beliau pernah bercanda, namun canda bukanlah kebiasaan rutinnya, apalagi jadi profesinya. Silahkan dengarkan sahabat Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu bertutur dalam menggambarkan pribadi dan akhlak NabiShallallahu ‘Alaihi Wasallam :
كان طويل الصمت قليل الضحك
“Beliau banyak diam dan sedikit tertawa” [1].
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال: قالوا : يا رسول الله إنك تداعبنا؟ . قال : نعم غير أني لا أقول إلا حقا
Dari Abu Hurarah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: mereka (para shahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami ?, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallammenjawab: Benar, hanya saja aku tidak pernah berucap kecuali kebenaran[2]

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan:
ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم ضاحكا حتى أرى منه لهواته إنما كان يتبسم

Aku tidak pernah melihat Rasulullah
 Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat lidahnya, akan tetapi beliau hanya tersenyum.[3]
BEBERAPA CONTOH DARI CANDA RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah memanggil Anas bin Malik dengan [4]يا ذاالأذنين , begitu juga beliau mencandai Abu Umair,[5] mencandai seorang pria dusun bernama zahir bin haram[6], menaikkan seorang laki-laki diatas seekor anak  unta[7], dan sering kali bercanda menggoda Aisyah, begitu juga beliau memerintahkan Jabir untuk mencari yang masih gadis untuk dicandai dan diajak tertawa[8].
HUKUM BERSENDAU GURAU
Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sebagai sosok suritauladan dan panutan, dan beliau juga bercanda sebagaiman tersebut diatas, maka hukumnya adalah mubah bagi mu’min dan mu’minah. Terlebih jika dipandang perlu, seperti mengendorkan suasana yang menegang, mempererat kasih sayang antar anggota keluarga dan lain-lain.
Walaupun bercanda itu boleh, akan tetapi disana ada benang-benang merah yang tidak boleh dilewati yang diletakkan oleh syariat agar kita tidak terlalu jauh melangkah, bahkan melampau batas.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
لا تكثروا الضحك, فإن كثرة الضحك تميت القلب

“Janganlah kalian memperbanyak tertawa karena memperbanyak tertawa bisa mematikan hati”
 [9].
Diantara hal yang dilarang dalam syariat ketika bercanda adalah:
§   Menyinggung Allah, Rasul-Nya dan syari’at-Nya.
Seperti orang-orang yahudi mengatakan tentang dzat Allah ta’la, bahwasannya tangan Allah itu terbelenggu, atau kaum Nuh u yang mengolok-oloknya, juga orang-orang munafik yang dicap oleh Allah dengan kekufuran karena mereka mengolok-olok Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para shahabat, atau celotehan orang-prang ahlul bida’ dan ahlul ahwa’ yang sangat alergi mendengar kata-kata sunnah.Wal’iyadzubillah….
§   Merendahkan Orang Lain
Baik dengan meniru-niru gayanya agar orang tertawa, atau dengan cara lainnya.
§   Dusta Demi Canda
ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به الناس ويل له ويل له
Celakalah bagi yang berkata dusta agar orang-orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.[10]
Demikian, mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan agar kita tidak kebablasan dalam bercanda, sehingga hati kita menjadi mati-Wal’iadzubillah- dan tertutup dari jalan hidayah. Wallahu a’lam.


Catatan kaki    (↵ kembali ke teks)
  1. HR. Ahmad dalam Al-Musnad (5/88) dan dishahihkan Al-Albany dalam Shahih Al-Jami (4822)
  2. HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrod (265), Al Tirmidzi (1990), Ahmad (8462) dan di shahihkan oleh Al Bani
  3. HR Al Bukhari dan Muslim
  4. HR Al Tirmidzi, Ahmad dan Abu Daud. Lihat shahih al jami’ (7909)
  5. HR Abu Daud
  6. HR Ahmad, Al Tirmidzi dan Baghowi dalam Syarhus sunnah.
  7. HR Abu Daud dan Al Tirmidzi
  8. HR Al Bukhori dan Muslim
  9. HR. Ahmad (8081), At-Tirmidzy (2305), Ibnu Majah (4193), dan lainnya. Lihat Ash-Shahihah.
  10. HR Al Darimi (66), dan Al Baihaki dalam sunan al kubro (20614)

Senin, 20 April 2015

Makalah Profesi Keguaruan






Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser.

Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap integritas seseorang yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, juga karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong pengembangan media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami dilema eksistensial.

 

BAB I

A.     Pengertian Profesi Guru

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Pengertian profesi dapat dibedakan menjadi: pertama: profesi pada umumnya. Kedua: profesi luhur atau mulia (officium noble). Profesi pada umumnya adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian yang khusus. Persyaratan adanya keahlian yang khusus inilah yang membedakan antara pengertian profesi dengan pekerjaan walaupun bukan mejadi garis pemisah yang tajam antara keduanya. Sedangkan yang dimaksud dengan profesi luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan suatu pelayanan pada manusia atau masyarakat. Orang yang melaksanakan profesi luhur sekalipun mendapatkan nafkah (imbalan) dari pekerjaannya, namun itu bukanlah motivasi utamanya. Yang menjadi motivasi utamanya adalah kesediaan dan keinginan untuk melayani, membantu sesama umat manusia berdasarkan keahliannya. Contohnya adalah profesi guru.
Orang yang mengajar dikenali sebagai guru. Perkataan guru adalah hasil gabungan dua suku kata iaitu `Gur’ dan `Ru’. Dalam bahasa jawa, Gu diambil daripada perkataan gugu bermakna boleh dipercayai manakala Ru diambil daripada perkataan tiru yang bermaksud boleh diteladani atau dicontohi. Oleh itu, GURU bermaksud seorang yang boleh ditiru perkataannya, perbuatannya, tingkah lakunya, pakaiannya, amalannya dan boleh dipercayai bermaksud keamanahan yang dipertanggungjawabkan kepadanya untuk dilakukan dengan jujur.
Jabatan Guru Sebagai Suatu Profesi. Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain. Namun dalam perjalanan selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari pekerjaan lain. Menurut artikel “The Limit of Teaching Proffesion,” profesi guru termasuk ke dalam profesi khusus selain dokter, penasihat hukum, pastur. Kekhususannya adalah bahwa hakekatnya terjadi dalam suatu bentuk pelayanan manusia atau masyarakat. Orang yang menjalankan profesi ini hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya, itu haknya; ia dan keluarganya harus hidup akan tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang menjadi motivasi utamanya, melainkan kesediaannya untuk melayani sesama.
Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi. Mereka (guru) dalam keadaan darurat dianggap wajib juga membantu tanpa imbalan yang cocok. Atau dengan kata lain hakikat profesi luhur adalah pengabdian kemanusiaan.

 
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peran pokok dalam membentuk generasi mendatang, yang diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir perkembangan uamat manusia dan berupaya untuk senantiasa mengantar dan membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan manusia.
Pada satu sisi, profesionalisme guru keberadaannya dalam pembangunan sangat dibutuhkan, dimana guru dalam pendidikan membutuhkan proses yang berkesinambungan dengan latihan  dan pengamatan secara langsung. hal ini tidak semata – mata untuk dimiliki dan diketahui, tetapi sekaligus sebagai dasar pijakan awal untuk pembelajaran pendidikan dan pengajaran berikutnya. Profesi Guru merupakan suatu wahana bagi guru untuk mengaplikasikan ilmu untuk mendapatkan profesionalisme guru.
Berdasarkan undang-undang profesi yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat tanggal 6 Desember 2005, guru ditetapkan sebagai profesi. Dengan demikian pekerjaan guru selain harus mempunyai nilai tawar yang tinggi seperti profesi dokter dan professional lainnya, guru harus mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan.
Profesi Guru yang dilakukan guru merupakan salah satu wadah agar guru mendapatkan pengalaman profesi yang dapat diandalkan. Dalam Profesi Guru guru akan dihadapkan pada kondisi riil aplikasi bidang keilmuan, seperti: kemampuan mengajar, kemampuan bersosialisasi dan bernegosiasi dan kemampuan manajerial kependidikan lainnya.
Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNSRI, Profesi Guru  tidak hanya kegiatan mengajar yang harus ditempuh oleh guru, tetapi juga menyangkut kemampuan berpartisipasi, membangun, atau mengembangkan potensi pendidikan dimana ia berlatih. Partisipasi tersebut dapat berupa keterlibatan guru dalam kegiatan ekstra seperti penulisan kreatif, kelompok diskusi dan sebagainya.
Mengingat pentingnya kegiatan Profesi Guru, perlu adanya rambu-rambu yang mengatur pelaksanaannya. Rambu- rambu ini dibuat bukan untuk membatasi kegiatan Profesi Guru tetapi sebagai pedoman agar tujuan  Profesi Guru benar-benar dapat dicapai dan tepat sasaran.

 C. Syarat Guru Profesional 
memang merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap guru. Guru profesional merupakan impian semua guru di tanah air, banyak hal utuk mewujudkan rasa keprofesionalitas seorang guru seperti sayarat-syarat dibawah. Untuk menjadi seorang guru profesional tidaklah sulit, karena profesionalnya seorang guru datang dari guru itu sendiri,
Seorang guru sebenarnya memiliki komitmen yang sama yaitu mencerdaskan anak bangsa. Dewasa ini image seorang guru dimata masyarakat sangatlah susah seorang guru itu menyandang GURU PROFESIONAL, mengapa demikian? karena masyarakat menilai bahwa guru pada masa ini tidak seperti guru dimasa abad ke 12 yang memiliki pengabdian tinggi di dunia pendidikan, Didukung juga dengan adanya berbagai survey kelayakan mengajar yang diadakan oleh pemerintah. LSM, maupun organisasi lainnya bahwa kelakan mengajar seorang guru dibawah standar.
Berikut ini ada beberapa Syarat Guru Profesional,
1.    Komitmen Tinggi
Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya.
2.    Tanggung Jawab
Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri.
3.    Berpikir Sistematis
Seorang yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.
4.    Penguasaan Materi
Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan / materi pekerjaan yang sedang dilakukannya.
5.    Menjadi bagian masyarakat professional
Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya.
D. Tugas profesi Guru
 Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya.

Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan
tugas guru profesional adalah :
  1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman
  2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila
  3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983
  4. Sebagai prantara dalam belajar
  5. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya
  6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
  7. Sebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu
  8. Sebagai adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum
  9. Guru sebagai pemimpin
  10. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak
Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai yang taka dapat dipisahkan.
Sebagai pendidik guru harus berlaku membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini yang terpenting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan demikian diharapkan menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.
Dari uraian di atas secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat disebutkan sebagai berikut :
1.    Fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar.
2.    Motivator
Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar
3.    Informator
Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
4.    Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing

5.    Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk
6.    Inspirator
Sebagai inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik
7.    Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain sebagainya.
8.    Inisator
Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan pendidikan dalam pengajaran
9.    Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran anak didik pahami
10.    Pengelolaan kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelaaran dari guru.
11.    Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun material.
12.    Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
13.    Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik.

BAB II

Kode Etik profesi Guru Dilihat Dari Kepentingan Peserta Didik


KODE ETIK
KEPENTINGANNYA
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
  • Guru dalam membimbing peserta didik perlu bersifat humanis-demokratik untuk menciptakan situasi pendidikan agar tercipta konformitas internalisasi bagi peserta didiknya.
  • Guru perlu mendorong berkembangnya kemampuan yang ada pada diri peserta didik agar peserta didik dapat mengembangkan kedirian dan kemandirianya. Pengembangan kebebasan disertai dengan pertimbangan rasional, perasaan, nilai dan sikap, ketrampilan dan pengalaman diri peserta didik.
Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
  • Guru perlu menghadapi anak didiknya secara tepat sesuai dengan sifat-sifat khas yang ditampilkan anak didiknya itu.
  • Guru perlu menghadapi anak dengan benar dalam membentuk tingkah laku yang benar.
  • Guru harus terhindar dari pemahaman yang salah tentang anak, khususnya mengenai keragaman proses perkembangan anak yang mempengaruhi keragaman kemampuannya dalam belajar.
Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya PBM
  • Guru seharusnya memahami perkembangan tingkah laku peserta didiknya. Apabila guru memahami tingkahlaku peserta didik dan perkembangan tingkah laku itu, maka strategi, metode, media pembelajaran dapat dipergunakan secara lebih efektif.
  • Tugas yang penting bagi guru dalam melakukan pendekatan kepada peserta didik adalah menjadikan peserta didik mampu mengembangkan keyakinan dan penghargaan terhadap dirinya sendiri, serta membangkitkan kecintaan terhadap belajar secara berangsur-angsur dalam diri peserta didik.
  • Sesuai dengan pendapat Prayitno, bahwa pembelajaran harus sesuai konsep HMM (Harkat dan Martabat Manusia). Antara guru dan peserta didik terjalin hubungan yang menimbulkan situasi pendidikan yang dilandasi dua pilar kewibawaan dan kewiyataan. Pengaruh guru terhadap peserta didik didasarkan pada konformitas internalisasi.
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
  • Kejujuran adalah salah satu keteladanan yang harus dijaga guru selain prilaku lain seperti mematuhi peraturan dan moral, berdisiplin, bersusila dan beragama.
  • Guru harus menjaga keteladanan agar dapat diterima dan bahkan ditiru oleh peserta didik.
Menjaga hubungan baik dengan orangtua, murid dan masyarakat sekitar untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
  • Guru harus bekerjasama dengan orangtua dan juga lingkungan masyarakat dalam pendidikan. Tanggung jawab pembinaan terhadap peserta didik ada pada sekolah, keluarga, dan masyarakat.
  • Hal yang menyangkut kepentingan si anak seyogyanya guru (sekolah) mengajak orangtua dan bahkan lingkungan masyarakat untuk bermusyawarah.


 
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lain:
Ahli di Bidang teori dan Praktek Keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.
Senang memasuki organisasi Profesi Keguruan. Suatu pekerjaan dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah pekerjaan itu memiliki organiasi profesi dan anggota-anggotanya senang memasuki organisasi profesi tersebut. Guru sebagai jabatan profesional seharusnya guru memiliki organisasi ini. Fungsi organisasi profesi selain untuk menlindungi kepentingan anggotanya juga sebagai dinamisator dan motivator anggota untuk mencapai karir yang lebih baik (Kartadinata dalam Meter, 1999). Konsekuensinya organisasi profesi turut mengontrol kinerja anggota, bagaimana para anggota dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. PGRI sebagai salah satu organisasi guru di Indonesia memiliki fungsi
  • Menyatukan seluruh kekuatan dalam satu wadah,
  • Mengusahakan adanya satu kesatuan langkah dan tindakan, 
  • Melindungi kepentingan anggotanya, 
  • Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan para anggotanya, 
  • Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan 
  • Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran baik administratif maupun psychologis.

Contoh Laporan PLPK



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi mendatang, yang diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia dan berupaya untuk senantiasa mengantar dan membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan manusia.
Pendidikan juga dipandang sebagai agen tunggal yang bukan hanya untuk melatih generasi muda akan peranan-peranan orang dewasa yang lebih mapan, tetapi lebih penting yakni untuk mensosialisasikan kompetensi-kompetensi baru kepada mereka yang dituntut oleh kebutuhan-kebutuhan peranan yang timbul dari masyarakat yang berubah.
Menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab lewat upaya pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Pada satu sisi, profesionalisme guru keberadaannya dalam pembangunan sangat dibutuhkan.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sirojul Falah Bogor sebagai lembaga pendidikan tinggi bertujuan untuk membentuk lulusan muslim yang ahli di bidang tarbiyah (kependidikan) dan telah memberikan bekal yang cukup bagi para mahasiswa untuk agar terampil mengajar dan menjadi guru yang profesional.
Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XI ayat 1 dan 2 bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pebimbingan dan peLapangan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Praktikum mengajar merupakan miniatur dan gambaran proses pembelajaran yang sesungguhnya. Kegiatan ini memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka membentuk tidak hanya kemampuan (kompetensi) dalam penguasaan materi, penampilan dan retorika, namun lebih penting dari pada itu adalah membentuk karakter guru sejati. Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) merupakan persiapan dalam rangka menjadi guru yang cakap, memahami, siap belajar dan mengajar.
Adapun langkah-langkah umum Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) tersebut meliputi : orientasi, observasi, praktik keguruan, menyusun laporan hasil observasi, menyusun rencana pembelajaran, melakukan penampilan mengajar di kelas, kemudian menempuh ujian praktikum mengajar. Ujian tersebut diadakan agar dapat mengukur dan mengetahui sejauh mana keberhasilan peserta praktikum dalam pengenalan lapangan di sekolah tersebut.
Dengan adanya kegiatan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini, maka para mahasiswa dapat mengembangkan idenya dan menyumbangkan ilmunya yang diperoleh selama perkuliahan. Selain itu setiap mahasiswa diharapkan dapat menimba pengalaman yang berguna, sehingga jika mahasiswa tersebut terjun ke masyarakat tidak mengalami hambatan dan kesulitan sebagai seorang pendidik yang professional.     

B.            Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan
1.             Tujuan Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan hasil Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini ada beberapa tujuan, antara lain:
a.         Sebagai pertanggung jawaban peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) kepada pihak STIT Sirojul Falah Bogor dan tempat Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
b.        Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah dan mahasiswa Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK)
c.         Sebagai bahan informasi bagi STIT Sirojul Falah Bogor tentang kegiatan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK)
d.        Para mahasiswa mampu mempelajari, memahami, memantapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya dari sekolah dan dapat menerapkannya langsung di lapangan kerja.
e.         Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menulis laporan secara ilmiah

2.             Manfaat Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan ini, tentu banyak manfaat yang dapat kami petik, diantaranya:
a.         Sebagai umpan balik bagi sekolah dan mahasiswa.
b.        Memberi informasi tentang pelaksanaan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
c.         Sebagai acuan bagi penyelenggara Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) selanjutnya.
d.        Membentuk kepribadian mahasiswa sebagai calon pendidik/guru agama yang berkualitas, setia kepada profesinya, menguasai dan mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmu keguruan dan keislaman selaras dengan arah pembangunan.
e.         Membimbing mahasiswa kearah terbentuknya pribadi yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam pembentukan profesi sebagai Tenaga Pendidik.

C.           Metode Penulisan Laporan
Dalam penyusunan laporan ini kami menggunakan beberapa metode, yaitu:
a.         Orientasi, yaitu suatu proses memahami dan penyesuaian diri dengan lingkungan baru dalam hal ini adalah lingkungan sekolah.
b.        Observasi, yaitu pengamatan langsung untuk mendapatkan data tentang keadaan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal Karadenan  Cibinong.
c.         Interview, yaitu wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah, guru pamong serta dewan guru lainya mengenai keadaan sekolah serta fasilitas yang dimiliki serta fasilitas-fasilitas yang belum dimiliki.
d.        Dokumentasi, yaitu data-data yang telah ada di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal Karadenan Cibinong. Data-data ini dapat diambil dari catatan resmi tata usaha baik mengenai fasilitas yang ada disekolah tersebut maupun data-data tentang guru dan siswa. Sedangkan data-data yang menyangkut tugas-tugas siswa, guru dan kepala sekolah dapat diproleh dari bidang kurikulum disekolah tersebut. Dari semua dokumentasi tersebut juga akan dapat dilihat kegiatan proses belajar yang selama ini dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang di inginkan.

D.           Sistematika Penulisan Laporan         
Adapun sistematika penulisan Laporan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini disusun menjadi enam bab dan di dalam setiap bab terdapat beberapa sub bab antara lain:
BAB I        PENDAHULUAN          
A.           Latar Belakang Masalah      
B.           Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan      
C.           Metode Penulisan Laporan              
D.           Sistematika Penulisan Laporan        

BAB II       KONDISI OBYEKTIF LOKASI PLPK          
A.           Letak Geografis       
B.           Sejarah Perkembangan Sekolah/Tempat Praktik     
C.           Sarana dan Prasarana Sekolah         
D.           Keadaan Personil (Guru, Karyawan, dan Murid)    

BAB III     RENCANA DAN PELAKSANAAN PLPK  
A.           Rencana PLPK        
1.             Program Intra Kurikuler         
2.             Program Ekstra Kurikuler      
B.           Pelaksanaan PLPK              
1.             Program Intra Kurikuler         
2.             Program Ekstra Kurikuler      
3.             Faktor Pendukung dan Penunjang     

BAB IV     ANALISIS MASALAH KEPENDIDIKAN  
A.           Yang Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah
1.             Pengolahan Pelaksanaan Kurikulum            
2.             Pengadaan Kesejahteraan Personal  
3.             Pembinaan Kesiswaan          
4.             Penyelenggaraan Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler          
5.             Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Murid    
6.             Pengadaan Fasilitas Lingkungan Belajar     
B.           Yang Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan
1.             Pembinaan Praktikan Oleh Pihak Sekolah     
2.             Dinamika Partisipasi Praktikan dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler termasuk didalamnya: Piket, BP, Perpustakaan, Pramuka, Olahraga, dan Kesenian.          

BAB V       ANALISIS PROBLEM SOLVING KEPENDIDIKAN
A.           Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah   
B.           Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan


BAB VI     PENUTUP
A.           Kesimpulan
B.           Saran


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Isi lampiran pada Laporan Akhir Kelompok adalah sebagai berikut:
1.             Biodata dan Organigram Kelompok peserta PLPK
2.             Denah Lokasi PLPK.
3.             Keadaan Personil (guru, murid, dan karyawan) dalam bentuk diagram/table.
4.             Organigram Sekolah Lokasi Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
5.             Organigram Komite Sekolah Lokasi PLPK.
6.             Daftar sarana dan prasarana di lokasi Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
7.             Jadwal Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
8.             Schedule time/ action of plan kelompok Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
9.             Jadwal Ujian Akhir seluruh peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
10.         Satuan Rencana Pembelajaran (RPP) peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK)
11.         Format hasil penilaian Ujian Akhir peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
12.         Berita acara dan nilai akhir peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
13.         Daftar nilai akhir peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).




BAB II
KONDISI OBYEKTIF LOKASI
PRAKTIK LAPANGAN PROFESI KEGURUAN (PLPK)

A.           Letak Geografis
Sekolah Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal berlokasi di desa Karadenan, sebuah desa yang mengalami perkembangan yang cukup pesat karena letaknya yang berdekatan dengan ibu kota kabupaten yaitu cibinong. Letak MTs Sirojul Athfal tepatnya di Jalan Raya Pemda Kampung Kaumpandak Rt 04/03 Karadenan Cibinong Bogor. MTs Sirojul Athfal diapit oleh lembaga pendidikan dengan jenjang yang sama yaitu :
1.      MTs. Negeri
2.      SMP PGRI Karadenan
3.      SMP Harapan Kita
4.      MTs. Raudatul Falah
Walaupun demikian, dilihat dari segi usia MTs. Sirojul Athfal adalah yang tertua dari lembaga pendidikan tersebut. Lokasi MTs. Sirojul Athfal hanya berjarak 8 Km dari pusat otonomi.

B.            Sejarah Perkembangan Sekolah/Tempat Praktik
Sekolah sebagai unit pelaksana teknis terdepan mempunyai peran, tugas dan fungsi sangat menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu setiap aktifitas persekolah harus diarahkan dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan tersebut.
Cikal bakalnya lembaga Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal yang didirikan oleh keluarga besar Uan H. Muhamad Sholeh atau tokoh karadenan dan putra karadenan yaitu Drs. KH. Amawi Sholeh, Drs. Azhari Sholeh dan M. Iyan Kosim pada tahun 1989.
Bermodal dari semangat serta tanggung jawab bersama dalam syiar islam, bertemulah saudara seiman dan satu tujuan dalam membina pendidikan umat islam di Indonesia, maka dengan memanfaatkan peluang yang ada dikukuhkanlah status hukum Yayasan Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal dengan akte notaris: Ny. Masnah Sari, SH Nomor 06 tahun 1989.
 Yayasan Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal, terletak di areal tanah seluas 3965 M² dan luas bangunan 1324 M², terbagi menjadi 4 lembaga RA, MI, MTs dan MA merupakan lembaga pendidikan Islam yang dengan segala kelebihan dan kekurangannya selalu mengupayakan agar para siswanya berakhlakul karimah dan mendapat ilmu yang bermanfaat.

C.           Sarana dan Prasarana Sekolah         
Sehubungan dengan sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Ihsan, untuk proses Belajar Mengajar yang sudah tersedia antara lain:
1.        Ruang kelas, 11 ruang
2.        Ruang perpustakaan
3.        Lapangan Upacara/ Olahraga
4.        Ruang Kepala Sekolah
5.        Ruang Guru
6.        Meja dan Kursi Guru
7.        Meja dan Bangku Murid
8.        Kursi tamu
9.        Ruang Tata Usaha
10.    Kantin sekolah
11.    Kamar mandi
12.    WC Murid dan Guru
13.    Aula / Ruang Serba guna
14.    Ruang Osis
15.    Lemari
16.    Peralatan Pengeras Suara
17.    Peralatan kesenian
18.    Peralatan olahraga
19.    Computer dan printer
20.    Masjid


D.           Keadaan Personil (Guru, Karyawan, dan Murid)
1.             Personal Guru dan Karyawan Sekolah
Guru adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, dan melatih serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun data personil MTs. Sirojul Athfal adalah:
a)        Mohamad Yusuf, S.Ag (Kepala Madrasah)
b)        Ikin Muhlisin, S.PdI
c)        Yudi Sayuti, S. Pd
d)       E. Kusnadi, S.Ag
e)        Asep Suriana, S.Ag
f)         Hj. Jamilah, S.PdI
g)        Nurhuda Maryamah, S.PdI
h)        Deni Supriatna, S.Pd
i)          Marfu'ah, S.Ag
j)          Drs, H. Seno
k)        Robiatul Adawiyah, S.H
l)          Maria Ulfah, S.E.I
m)      Heny Rahmawati, M.PdI
n)        Risnawati Ritonga, S.Pd
o)        Muhammad Asmuni
p)        Ahmad Kosasih, S. PdI
q)        Muhamad  Sanusi, S.Pd
r)         Pupun Purnawati, S.Pd
s)         Eva Fauziah
t)         Rasyad Hermawan
u)        Soleha, S.Ag
v)        Kaimudin, ST
w)      Zahro Munawaroh
x)        Emma Wati, S. Pd
y)        H. Bahrudin
z)        Andi

2.             Keadaan Murid
No
Kelas
Jumlah Murid
Wali Kelas
1.
VII-1
31
Asep Suriana, S. Ag
2.
VII-2
31
Hj. Jamilah, S. PdI
3.
VII-3
33
Marfu’ah, S. Ag
4.
VII-4
32
Ema Wati, S. Pd
5.
VII-5
30
Pupun Purnawati, S. Pd
6.
VIII-1
21
Heny Rahmawati, M. Pd. I
7
VIII-2
21
Eva Fauziah
8
VIII-3
22
Deni Supriatna, S. Pd
9
IX-1
33
Yudi Sayuti, S. Pd
10
IX-2
30
Ahmad Kosasih, S. Pd. I
11
IX-3
30
Nurhuda Maryamah, S. Pd. I
Jumlah
314





BAB III
RENCANA DAN PELAKSANAAN
PRAKTIK LAPANGAN PROFESI KEGURUAN (PLPK)

A.           Rencana PLPK
1.             Program Intra Kurikuler
Program Intra kurikuler adalah program yang dirancang untuk mendukung dan memperkaya kegiatan siswa. Program intrakurikuler bertujuan membentuk perilaku dan mengembangkan kemampuan dasar melalui bidang-bidang perkembangan antara lain Sosial-Emosional, Agama, Bahasa, Kognitif dan Seni.
Dalam perencanaan program intra sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal Karadenan Cibinong, kami membuat jadwal pelaksanaan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK). Setiap mahasiswa yaitu dari tanggal 16 Januari 2013 sampai dengan tanggal 09 Februari 2013. Jadwal praktik tersebut digunakan untuk melakasanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dimulai pada pukul 06.50 wib – 13.05 wib.
    
2.             Program Ekstra Kurikuler
Program ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendukung pembelajaran yang dilakukan pendidikan/pelatihan di luar kegiatan intra dan ko-kurikuler. Program ekstra kurikuler ini diprogramkan untuk mengembangkan bakat, memperkaya imajinasi, menyehatkan jasmani, rohani, sosial-emosional serta menumbuh-kembangkan semangat kompetisi dan semangat kerjasama untuk mencapai prestasi terbaik.
Dalam perencanaan program kegiatan ekstra kurikuler yaitu dengan mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Adapun program ekstra kurikuler yang ada di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal sebagai berikut:
a.         Kegiatan bimbingan ibadah
b.        Kegiatan pramuka
c.         Kegiatan futsal
d.        Kegiatan bela diri / karate
e.         Kagiatan Paskibra / Baris berbaris
f.         Kegiatan Marawis

B.            Pelaksanaan PLPK
Kegiatan  PLPK, yang dilaksanakan di MTs. Sirojul Athfal Karadenan Cibinong dimulai pada tanggal 16 Januari 2013 sampai tanggal 09 Februari 2013.
1.             Program Intra Kurikuler
Dalam pelaksanaan program intra kurikuler semua praktikan melaksanakan tugas sesuai rencana dan jadwal yang telah ditentukan dan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Para peserta praktikan melaksanakan praktek mengajar diantaranya ada yang mengajar mata pelajaran PAI seperti al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI dan Bahasa Arab. Ada juga yang mengajar mata pelajaran umum seperti SBK, PKN, IPS, Bahasa Sunda, Matematika, Bahasa Indonesia dan TIK.
Setiap hari kami membuat RPP sesuai mata pelajaran yang akan diajarkan, setelah mencapai 9 kali praktek mengajar, kami menyiapkan jadwal ujian PLPK yang di mulai pada tanggal 4 Februari 2013. Berkat bimbingan dan bantuan semua pihak sekolah, juga dosen pembimbing, kami dapat melaksanakan kegiatan PLPK ini dengan lancar.

2.             Program Ekstra Kurikuler
Kegiatan Bimbingan Kesiswaan dan kegiatan ekstra kurikuler  di MTs. Sirojul Athfal di laksanakan setiap hari sabtu. Kami bersama-sama mengisi materi bimbingan kesiswaan, yang berhubungan dengan kegiatan siswa-siswi sehari-hari diantaranya bercocok tanam, bersih-bersih lingkungan sekolah, membuat prakarya dari barang bekas ( K3 ). Selain itu kami turut serta dalam kegiatan pramuka, melatih petugas upacara bendera, kegiatan marawis, ikut dalam kegiatan paskibra/baris berbaris, menyelenggarakan PHBI Maulid nabi.


3.             Faktor Pendukung dan Penunjang
Faktor pendukung dan penunjang dalam kegiatan PLPK yang kami terima adalah:
a.         Mendapatkan pengarahan sebelum melaksanakan PLPK, sehingga pada saat pelaksanaan tidak banyak mendapat kesulitan.
b.        Lokasi PLPK yang mudah dijangkau dan cukup nyaman.
c.         Seluruh jajaran staf yang sangat menerima baik kehadiran kami.
d.        Penempatan peserta PLPK di lembaga madrasah yang akan dijadikan praktek pembelajaran sudah diatur pihak akademik, sehingga guru praktikan bisa langsung fokus di lapangan.
e.         Di MTs. Sirojul Athfal, guru praktikan tidak disediakan ruang khusus. Bertujuan agar guru praktikan dapat membaur lebih akrab dengan guru-guru di MTs. Sirojul Athfal.




BAB IV
ANALISIS MASALAH KEPENDIDIKAN

A.           Yang Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah       
1.             Pengolahan Pelaksanaan Kurikulum
Salah satu kunci sukses tujuan pendidikan adalah terkonsepnya kurikulum pembelajaran dengan apik. Tahun 2009 ini, pendidikan nasional mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
a.             Pengertian Kurikulum
Dalam Buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Konsep dan Implementasinya di Madrasah menyebutkan bahwa yang dimaksud kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan silabus yaitu rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat ajar.
b.       Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip-prinsip utama dalam mengembangkan KTSP ialah:
a)        Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b)        Beragam dan terpadu yang meliputi substansi komponen muatan wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
c)        Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d)       Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e)        Menyeluruh dan berkesinambungan.
f)         Belajar sepanjang hayat.
g)        Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

c.       Acuan Operasional Penyusunan KTSP
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)        Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
b)        Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
c)        Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.
d)       Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
e)        Tuntutan dunia kerja.
f)         Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
g)        Agama, yaitu mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
h)        Dinamika perkembangan global.
i)          Persatuam nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
j)          Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
k)        Kesetaraan gender.
l)          Karakteristik satuan pendidikan.

2.             Pengadaan Kesejahteraan Personal
Pada umumnya pengadaan kesejahteraan personal di MTs. Sirojul Athfal cukup baik karena tersedianya dana talangan untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Dana talangan tersebut sudah ada sebelum dana Bos turun.
        
3.             Pembinaan Kesiswaan
Dalam hal ini pembinaan sudah cukup baik, karena sudah ada berbagai bimbingan ibadah yang di lakukan setiap hari untuk seluruh siswa, seperti sholat dzuhur berjama’ah, shalat duha dan tadarus bersama sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai.
  

4.             Penyelenggaraan Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler        
Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran dengan tujuan agar siswa memahami dan meghayati apa yang dipelajari di dalam kegiatan Intra Kurikuler. Kegiatan Ko Kurikuler dilakukan dalam berbagai bentuk seperti mengulas serta membahas suatu topik yang berhubungan dengan pembahasan Intra Kurikuler, seperti member tugas PR (Pekerjaan Rumah), atau mengadakan pelajaran tambahan bagi anak yang kurang tangkas dalam menghadapi pelajaran dan memberikan Les bagi siswa-siswi kelas IX dan sebagainya.
Untuk kegiatan Ekstra kurikuler, sudah berjalan dengan baik misalnya futsal, paskibra, bela diri/karate, marawis, dan pramuka.

5.             Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Dalam pembinaan kerjasama dengan orang tua murid MTs. Nurul Ihsan biasanya mengadakan suatu kerjasama dengan orang tua siswa yaitu dengan meminta partisipasi berupa:
a.         Memotivasi putra-putrinya untuk belajar lebih giat lagi dari sebelumnya.
b.        Melengkapi semua kebutuhan belajar dengan baik.
c.         Mengawasi putra-putrinya dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru maupun sekolah.
d.        Memenuhi undangan rapat.
e.         Memanggil orang tua murid yang bermasalah.
f.         Memanggil orang tua murid dalam rangka penerimaan raport.
Selain perihal diatas, semua masalah terkait dengan orang tua murid, seluruhnya di bantu oleh komite sekolah.
  
6.             Pengadaan Fasilitas Lingkungan Belajar
Yang dimaksud dengan fasilitas lingkungan belajar adalah segala hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan proses pendidikan misalnya tanah, bangunan, peralatan perabot, perkakas, dan perlengkapan pendidikan.
Di MTs. Sirojul Athfal ada beberapa perlengkapan yang kurang memadai terutama di bidang IPA karena tidak adanya ruang khusus laboratorium, sedangkan penunjang lainnya masih kurang memadai terutama untuk ruang sarana kesehatan (UKS).

B.            Yang Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan
1.             Pembinaan Praktikan Oleh Pihak Sekolah
Pembinaan bimbingan yang di lakukan oleh pihak sekolah di adakan karena adanya hambatan-hambatan yang di temui oleh para mahasiswa praktikan dalam melaksanakan Proses Belajar Mengajar dengan maksud agar mahasiswa tidak lagi menemui kendala/kesulitan dalam melaksanakan PLPK tersebut.
Seringkali guru pamong tidak datang saat persiapan praktik mengajar sehingga sulit mendapat tanda tangan dan petunjuk pembuatan silabus pengajaran terkait dengan pembuatan RPP.
Banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan partisipasi praktik saat PLPK di MTS. Sirojul Athfal diantaranya jumlah peserta PLPK yang tidak bisa seluruhnya mengikuti kegiatan PLPK ini, menyebabkan jumlah kelompok praktik berkurang, semula jumlah kelompok 13, pada akhirnya yang bisa mengikuti hanya 12 orang hal ini berpengaruh terhadap pendanaan dan pengaturan waktu.

2.             Dinamika Partisipasi Praktikan dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler termasuk didalamnya: Piket, BP, Perpustakaan, Pramuka, Olahraga, dan Kesenian.     
a.             Guru Piket
Guru Piket adalah tenaga pendidik yang memperoleh tugas tambahan sebagai piket Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan Bidang Ketertiban sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan.
Tugas pokok guru piket diantaranya adalah:
1)        Wajib hadir 10 (sepuluh) menit sebelum bel dibunyikan.
2)        Mengisi agenda guru piket/berita acara.
3)        Mengecek guru yang hadir dan yang tidak hadir. Apabila ada guru yang belum hadir guru piket berkewajiban mencari tahu guru tersebut baik melalui HP/Telp.
4)        Mencatat nama guru yang terlambat, tidak hadir tanpa keterangan, memberikan tugas dalam berita acara.
5)        Menangani alur siswa yang terlambat, yaitu memberikan surat izin masuk kelas setelah siswa tersebut dicatat dan diberi sanksi.
6)        Menginformasikan/memberikan tugas yang diberikan oleh guru yang berhalangan hadir (apabila ada tugas).
7)        Mengisi kelas/jam yang kosong apabila guru yang berhalangan tidak memberikan tugas kepada siswa.
8)        Mencatat dan memberikan surat izin meninggalkan kelas apabila ada siswa yang benar-benar asakit/ada kepentingan yang tidak bisa ditunda.
9)        Ikut serta menangani siswa apabila ada sesuatu permasalahan yang sifatnya mendadak dan dibutuhkan oleh sekolah.

b.             Bimbingan Penyuluhan (BP)
Bimbingan Penyuluhan adalah serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sitematis.
Tujuan bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam :
1)    mengatasi kesulitan belajar,
2)    mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun dalam hubungan sosial,
3)    mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani,
4)    hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi,
5)    kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan
6)    mengatasi kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.

c.              Perpustakaan
Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada.
Manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
1)        Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid tehadap membaca.
2)        Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
3)        Perpustakaan sekolah dapat menambah kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
4)        Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
5)        Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
6)        Perpustakaan sekolah harus dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab.
7)        Perpustakaan sekolah harus dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
8)        Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
9)        Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

d.             Pramuka
Pramuka adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di sekolah dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

e.              Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien.

f.              Kesenian
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Kesenian termasuk salah satu pelajaran wajib dalam kurikulum formal. Sayang, pendidikan kesenian ini seolah kehilangan dukungan, arah dan orientasi utamanya. Orientasi utama pendidikan seni di sekolah-sekolah antara lain untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat mendukung kelestarian suatu tradisi. Nilai-nilai ini bisa meliputi sejarah, adat-istiadat, tata susila, dan spirit dalam suatu karya seni

BAB V
ANALISIS PROBLEM SOLVING KEPENDIDIKAN

A.           Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah
Untuk mengatasi kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini, maka dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia perlu diterapkan strategi pengembangan komponen yang terkait secara terpadu dengan memprioritaskan pada 6 komponen pengembangan, yaitu:
1.             Pengembangan kemampuan professional guru, diantaranya:
a)        Penguasaan kurikulum dalam materi pembelajaran
b)        Penguasaan metode/pendekatan
c)        Pembuatan program semester
d)       Kegiatan belajar mengajar
2.             Pengembangan pengelolaan lingkungan, sarana dan prasarana
3.             Pengelolaan sekolah
4.             Pengembangan supervise
5.             Pengembangan tes dan penilaian hasil belajar
6.             Hubungan sekolah dan masyarakat
Khusus untuk pengembangan kemampuan professional guru diadakan pelatihan dan setiap guru berupaya:
a)        Mengkaji dan memahami struktur program kurikuler yang berlaku
b)        Memahami tujuan pengajaran
c)        Melengkapi materi pengajaran
d)       Memahami buku pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum
e)        Memiliki buku referansi yang memadai
f)         Mengembangkan dan memanfaatkan sumber belajar.

B.            Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan
Masalah kependidikan yang berhubungan dengan kegiatan praktikum biasanya adalah kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran. Bagi peserta praktikan yang latar belakangnya sebagai guru mungkin tidak terjadi banyak kendala, tetapi bagi praktikan yang latar belakangnya bukan guru hal ini merupakan suatu kendala yang benar-benar harus dipertimbangkan.
Untuk mengatasi masalah ini sebaiknya sebelum melaksanakan kegiatan PLPK terlebih dahulu diadakan pelatihan yang matang bagaimana cara membuat satuan pembelajaran yang baik dan benar.
Kendala atau masalah lain yang berhubungan dengan kegiatan praktikan adalah komunikasi dan koordinasi yang kurang intens antara para peserta PLPK sehingga terjadi permasalahan seperti terjadinya kemunduran waktu penyelesaian  kelengkapan pelaksanaan dan laporan PLPK ini.



BAB VI
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Dengan diadakannya kegiatan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini banyak sekali manfaat yang didapat oleh kami sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa PAI yang telah di bina, di bimbing, dan di didik untuk menjadi calon guru yang berkualitas di bidangnya yang mempunyaibudi pekerti luhur yang sesuai dengan syariat Islam.
Pendidikan dan usaha dalam mengatasi permasalahan anak yang meliputi  masalah fisik, masalah psikologi, dan masalah sosial sangatlah penting.
Seusainya Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini saya berharap untuk kedepannya bisa lebih baik lagi dari hari ini dan menjadikan pengalaman untuk di masa depan dalam mengabdikan diri pada dunia pendidikan.

B.            Saran
Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan kepada pihak sekolah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik terutama dalam bidang Pendidikan Agama Islam yang akan mengarahkan siswa pada akhlakul karimah.
1.        Kedisiplinan guru lebih ditingkatkan karena guru mempunyai peranan penting sebagai pendidik yang harus dapat menciptakan anak didik yang berilmu pengetahuan dan berbudi pekerti yang luhur.
2.        Para guru terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan secara mendalam agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
3.        Dapat meningkatkan dan memperhatikan eksistensi sekolah yang telah dibina dengan baik agar lebih berkualitas lagi untuk menyongsong masa depan menuju kesuksesan.
4.        Lebih ditingkatkan lagi penggunaan metode yang bervariatif dalam pembelajaran agama islam karena siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan mengetahui serta mempelajari ilmu agama tanpa rasa bosan.
5.        Lebih ditingkatkan lagi sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan siswa.


BY : Al.wahied.h.u