Here I am
Senin, 29 Juni 2015
Minggu, 21 Juni 2015
Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa
Kalimat awal di akhir surah Al baqarah ini sungguh sangat berarti. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Allah yang menciptakan mahluk, pencipta alam semesta, tentu sangat paham betul tentang kekuatan atau kesanggupan dari mahluknya dalam menerima beban. Sesuai dengan ayat ini berarti seberat apapun beban yang pernah kita terima sampai detik ini, tentu dimata Allah masih merupakan beban yang masih sanggup kita pikul.
Alangkah bijaknya kita sebagai orang yang beriman, yang selalu yakin dan percaya akan datangnya bantuan Allah selalu yakin pada ayat ini. Ayat ini sungguh indah bila kita ingat ketika kita merasakan beban yang sangat berat sedang menimpa kita. Apakah itu beban (masalah) keluarga, masalah ekonomi, masalah sosial, serta beribu-ribu masalah lainnya. Hendaknya kita selalu berpedoman pada kalimat di awal ayat ini. Di bagian akhir dari ayat ini, Allah juga mengajarkan kepada kita sebuah doa yang sangat indah bila kita mau mengamalkannya. Doa itu adalah:
Ya Rab kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan
Ya Rab kami, janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami
Ya Rab kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya
Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.
(Al-baqarah(2); 286).
Minggu ini kembali harian ibukota memberitakan kisah pilu anak manusia di belantara ibukota yang konon kabarnya lebih kejam dari ibutiri. Setelah ditolak beberapa rumah sakit, akhirnya Zulfikri diterima di salah satu rumah sakit di Jakarta. Saat diterima di rumah sakit Harapan Bunda, kondisinya tubuhnya sudah kuning dan mulutnya mengeluarkan busa. Sungguh suatu perjuangan yang sangat melelahkan untuk mendapatkan sebuah pertolongan pertama buat bayi yang sudah demikian sekarat. Sungguh suatu kesabaran yang mengagumkan telah ditunjukkan oleh orang tua Zulfikri. Allah sungguh Maha besar, sebagaimana janji Allah di surah lain, yaitu surah Al-Insyirah (94):5-6. Di dua ayat ini Allah berfirman yang maknanya:
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Melihat dua ayat di atas, jelas Allah tidak akan berbohong terhadap firman-firmannya. Kembali kita bisa mengambil pelajaran dari keluarga orang tua Zulfikri, betapapun sulitnya mereka. Mereka tetap berihtiar, seperti yang selalu kita dengar pepatah ihtiarun wajibun. Ihtiar itu hukumnya wajib, sementara keputusan akhir semuanya kita serahkan kepada Allah SWT yang menciptakan kita semua. Allah menunjukkan kebesarannya, sekaligus membuktikan dua ayat di atas kepada keluarga Zulfikri. Subhanallah, setelah diberitakan dimedia masa, banyak tanggapan yang masuk dan ingin membantu keluarga Zulfikri. Menurut berita, dikabarkan bahwa ada sebuah yayasan yang akan menanggung semua biaya Zulfikri selama di rumah sakit. Selanjutnya yayasan tersebut juga akan membiayai Zulfikri sampai dia besar nanti. Sunggu berita yang mengharukan, semua keletihan yang dirasakan keluarga Zulfikri saat berkeliling Jakarta mencari rumah sakit seakan hilang dengan adanya berita gembira ini. Kembali banyak hal yang kita bisa ambil pelajaran dari cerita keluarga ini. Semoga matahati kita selalu terbuka untuk dapat merasakan kepedihan yang diderita oleh saudara kita. Semoga kita juga masih mau belajar banyak dari kejadian ini. Semoga Allah selalu melindungi kita, dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mata hati kita tidak dapat melihat dan belajar dari kejadian-kejadian ini.
Senin, 15 Juni 2015
Bercanda Yang Syar’i
Bercanda merupakan salah satu hobi semua kalangan, baik itu
anak-anak maupun orang tua, laki-laki atau perempuan, penarik becak atau
kuli batu, terlebih lagi para generasi muda.
Karena begitu tersebarnya kegemaran dan hobi canda ini di masyarakat
Indonesia Raya, sampai-sampai dijadikan profesi oleh sebagian orang.
Nah, muncullah di sana grup-grup lawak dan banyolan, ludruk, kelompok
musik humor, pantomin, film-film humor, promosi dan media massa yang
dihiasi dengan humor. Bukan cuma lewat media audio-visual, bahkan juga
lewat karya tulis, dan buku-buku. Lebih ironisnya lagi kegemaran
bercanda ini digunakan oleh sebagian kiai dan ustadz untuk menarik
massa, pemanis retorika dalam berceramah dan berkhutbah sehingga menjadi
ciri khas bagi dirinya. Tak heran jika disana ada sebagian pelawak dan
artis jadi ustadz. Sangat menyedihkan sekali……
Allah ta’ala berfirman :
Allah ta’ala berfirman :
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو
اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً (الأحزاب : 21)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah ta’ala”.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sosok terbaik dalam
menerapkan perintah dan tuntunan Allah Ta’ala. Sekalipun beliau pernah
bercanda, namun canda bukanlah kebiasaan rutinnya, apalagi jadi
profesinya. Silahkan dengarkan sahabat Jabir bin Samurah radhiyallahu
‘anhu bertutur dalam menggambarkan pribadi dan akhlak NabiShallallahu
‘Alaihi Wasallam :
كان طويل الصمت قليل الضحك
“Beliau banyak diam dan sedikit tertawa” [1].
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال: قالوا : يا رسول الله إنك تداعبنا؟ . قال : نعم غير أني لا أقول إلا حقا
Dari Abu Hurarah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: mereka (para
shahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami ?, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallammenjawab: “Benar, hanya saja aku tidak pernah berucap kecuali kebenaran”[2]
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan:
ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم ضاحكا حتى أرى منه لهواته إنما كان يتبسم
Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat lidahnya, akan tetapi beliau hanya tersenyum.[3]
BEBERAPA CONTOH DARI CANDA RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah memanggil Anas bin Malik dengan [4]“يا ذاالأذنين“ , begitu juga beliau mencandai Abu Umair,[5] mencandai seorang pria dusun bernama zahir bin haram[6], menaikkan seorang laki-laki diatas seekor anak unta[7],
dan sering kali bercanda menggoda Aisyah, begitu juga beliau
memerintahkan Jabir untuk mencari yang masih gadis untuk dicandai dan
diajak tertawa[8].
HUKUM BERSENDAU GURAU
Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sebagai sosok
suritauladan dan panutan, dan beliau juga bercanda sebagaiman tersebut
diatas, maka hukumnya adalah mubah bagi mu’min dan mu’minah. Terlebih
jika dipandang perlu, seperti mengendorkan suasana yang menegang,
mempererat kasih sayang antar anggota keluarga dan lain-lain.
Walaupun bercanda itu boleh, akan tetapi disana ada benang-benang
merah yang tidak boleh dilewati yang diletakkan oleh syariat agar kita
tidak terlalu jauh melangkah, bahkan melampau batas.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
لا تكثروا الضحك, فإن كثرة الضحك تميت القلب
“Janganlah kalian memperbanyak tertawa karena memperbanyak tertawa bisa mematikan hati” [9].
Diantara hal yang dilarang dalam syariat ketika bercanda adalah:
§ Menyinggung Allah, Rasul-Nya dan syari’at-Nya.
Seperti orang-orang yahudi mengatakan tentang dzat Allah ta’la,
bahwasannya tangan Allah itu terbelenggu, atau kaum Nuh u yang
mengolok-oloknya, juga orang-orang munafik yang dicap oleh Allah dengan
kekufuran karena mereka mengolok-olok Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam dan para shahabat, atau celotehan orang-prang ahlul bida’ dan
ahlul ahwa’ yang sangat alergi mendengar kata-kata sunnah.Wal’iyadzubillah….
§ Merendahkan Orang Lain
Baik dengan meniru-niru gayanya agar orang tertawa, atau dengan cara lainnya.
§ Dusta Demi Canda
ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به الناس ويل له ويل له
Celakalah bagi yang berkata dusta agar orang-orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.[10]
Demikian, mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan agar kita tidak kebablasan dalam bercanda, sehingga hati kita menjadi mati-Wal’iadzubillah- dan tertutup dari jalan hidayah. Wallahu a’lam.
Catatan kaki (↵ kembali ke teks)
- HR. Ahmad dalam Al-Musnad (5/88) dan dishahihkan Al-Albany dalam Shahih Al-Jami (4822)↵
- HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrod (265), Al Tirmidzi (1990), Ahmad (8462) dan di shahihkan oleh Al Bani↵
- HR Al Bukhari dan Muslim↵
- HR Al Tirmidzi, Ahmad dan Abu Daud. Lihat shahih al jami’ (7909)↵
- HR Abu Daud↵
- HR Ahmad, Al Tirmidzi dan Baghowi dalam Syarhus sunnah.↵
- HR Abu Daud dan Al Tirmidzi↵
- HR Al Bukhori dan Muslim↵
- HR. Ahmad (8081), At-Tirmidzy (2305), Ibnu Majah (4193), dan lainnya. Lihat Ash-Shahihah.↵
- HR Al Darimi (66), dan Al Baihaki dalam sunan al kubro (20614)↵
Senin, 20 April 2015
Makalah Profesi Keguaruan
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di
dunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan
perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu
sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan
mengembangkan pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir
konsep, persepsi dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat
terhadap integritas seseorang yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya,
juga karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan
teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong
pengembangan media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam
perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami dilema
eksistensial.
BAB I
A. Pengertian Profesi Guru
Profesi berasal
dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar
dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi:
kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti
kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Pengertian
profesi dapat dibedakan menjadi: pertama: profesi pada umumnya. Kedua:
profesi luhur atau mulia (officium noble). Profesi pada umumnya adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian yang khusus. Persyaratan adanya keahlian
yang khusus inilah yang membedakan antara pengertian profesi dengan pekerjaan
walaupun bukan mejadi garis pemisah yang tajam antara keduanya. Sedangkan yang
dimaksud dengan profesi luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan
suatu pelayanan pada manusia atau masyarakat. Orang yang melaksanakan profesi
luhur sekalipun mendapatkan nafkah (imbalan) dari pekerjaannya, namun
itu bukanlah motivasi utamanya. Yang menjadi motivasi utamanya adalah kesediaan
dan keinginan untuk melayani, membantu sesama umat manusia berdasarkan
keahliannya. Contohnya adalah profesi guru.
Orang yang
mengajar dikenali sebagai guru. Perkataan guru adalah hasil gabungan dua suku
kata iaitu `Gur’ dan `Ru’. Dalam bahasa jawa, Gu diambil daripada perkataan
gugu bermakna boleh dipercayai manakala Ru diambil daripada perkataan tiru yang
bermaksud boleh diteladani atau dicontohi. Oleh itu, GURU bermaksud seorang
yang boleh ditiru perkataannya, perbuatannya, tingkah lakunya, pakaiannya,
amalannya dan boleh dipercayai bermaksud keamanahan yang dipertanggungjawabkan
kepadanya untuk dilakukan dengan jujur.
Jabatan Guru
Sebagai Suatu Profesi. Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena
menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola
kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki
nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain. Namun
dalam perjalanan selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari
pekerjaan lain. Menurut artikel “The Limit of Teaching Proffesion,” profesi
guru termasuk ke dalam profesi khusus selain dokter, penasihat hukum, pastur.
Kekhususannya adalah bahwa hakekatnya terjadi dalam suatu bentuk pelayanan
manusia atau masyarakat. Orang yang menjalankan profesi ini hendaknya menyadari
bahwa ia hidup dari padanya, itu haknya; ia dan keluarganya harus hidup akan
tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang menjadi
motivasi utamanya, melainkan kesediaannya untuk melayani sesama.
Di lain pihak
profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur. Dalam hal ini, perlu
disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan profesinya dituntut adanya budi
luhur dan akhlak yang tinggi. Mereka (guru) dalam keadaan darurat dianggap
wajib juga membantu tanpa imbalan yang cocok. Atau dengan kata lain hakikat
profesi luhur adalah pengabdian kemanusiaan.
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki
peran pokok dalam membentuk generasi mendatang, yang diharapkan dapat menghasilkan
manusia berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa
depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir perkembangan
uamat manusia dan berupaya untuk senantiasa mengantar dan membimbing perubahan
dan perkembangan hidup serta kehidupan manusia.
Pada satu sisi, profesionalisme guru keberadaannya dalam
pembangunan sangat dibutuhkan, dimana guru dalam pendidikan membutuhkan proses
yang berkesinambungan dengan latihan dan pengamatan secara langsung. hal
ini tidak semata – mata untuk dimiliki dan diketahui, tetapi sekaligus sebagai
dasar pijakan awal untuk pembelajaran pendidikan dan pengajaran berikutnya.
Profesi Guru merupakan suatu wahana bagi guru untuk mengaplikasikan ilmu untuk
mendapatkan profesionalisme guru.
Berdasarkan undang-undang profesi yang disahkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat tanggal 6 Desember 2005, guru ditetapkan sebagai profesi.
Dengan demikian pekerjaan guru selain harus mempunyai nilai tawar yang tinggi
seperti profesi dokter dan professional lainnya, guru harus mempunyai
kompetensi yang dapat diandalkan.
Profesi Guru yang dilakukan guru merupakan salah satu wadah
agar guru mendapatkan pengalaman profesi yang dapat diandalkan. Dalam Profesi
Guru guru akan dihadapkan pada kondisi riil aplikasi bidang keilmuan, seperti:
kemampuan mengajar, kemampuan bersosialisasi dan bernegosiasi dan kemampuan
manajerial kependidikan lainnya.
Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNSRI, Profesi
Guru tidak hanya kegiatan mengajar yang
harus ditempuh oleh guru, tetapi juga menyangkut kemampuan berpartisipasi,
membangun, atau mengembangkan potensi pendidikan dimana ia berlatih.
Partisipasi tersebut dapat berupa keterlibatan guru dalam kegiatan ekstra
seperti penulisan kreatif, kelompok diskusi dan sebagainya.
Mengingat pentingnya kegiatan Profesi
Guru, perlu adanya rambu-rambu yang
mengatur pelaksanaannya. Rambu- rambu ini dibuat bukan untuk membatasi kegiatan
Profesi Guru tetapi sebagai pedoman agar tujuan Profesi Guru benar-benar dapat dicapai dan
tepat sasaran.
C.
Syarat Guru Profesional
memang merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Guru profesional merupakan impian semua guru di tanah air, banyak hal utuk
mewujudkan rasa keprofesionalitas seorang guru seperti sayarat-syarat dibawah.
Untuk menjadi seorang guru profesional tidaklah sulit, karena profesionalnya
seorang guru datang dari guru itu sendiri,
Seorang guru sebenarnya memiliki komitmen yang sama yaitu
mencerdaskan anak bangsa. Dewasa ini image seorang guru dimata masyarakat
sangatlah susah seorang guru itu menyandang GURU PROFESIONAL, mengapa demikian? karena
masyarakat menilai bahwa guru pada masa ini tidak seperti guru dimasa abad ke 12 yang memiliki pengabdian tinggi di dunia pendidikan, Didukung
juga dengan adanya berbagai survey kelayakan mengajar yang diadakan oleh
pemerintah. LSM, maupun organisasi lainnya bahwa kelakan mengajar seorang guru
dibawah standar.
1.
Komitmen Tinggi
Seorang
profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang
dilakukannya.
2.
Tanggung Jawab
Seorang
profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya
sendiri.
3.
Berpikir Sistematis
Seorang
yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang dilakukannya
dan belajar dari pengalamannya.
4.
Penguasaan Materi
Seorang
profesional harus menguasai secara mendalam bahan / materi pekerjaan yang
sedang dilakukannya.
5.
Menjadi bagian masyarakat professional
Seyogyanya
seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan
profesinya.
D.
Tugas profesi Guru
Sebagai seorang
pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan
berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan
keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan
sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan
dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan ditransformasikan
kepada anak didik atau siswanya.
Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah :
- Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman
- Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila
- Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983
- Sebagai prantara dalam belajar
- Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya
- Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
- Sebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu
- Sebagai adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum
- Guru sebagai pemimpin
- Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak
Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai
pendidik dan juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang
memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru
menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang pembimbing. Contohnya guru
sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan,
seperti bimbingan belajar tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk lebih
jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai
yang taka dapat dipisahkan.
Sebagai pendidik guru harus berlaku membimbing dalam arti
menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini yang
terpenting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi anak didik. Dengan demikian diharapkan menciptakan perkembangan yang
lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.
Dari
uraian di atas secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Fasilitator
Sebagai
fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegiatan belajar mengajar.
2. Motivator
Sebagai
motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar
3. Informator
Sebagai
informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
4. Pembimbing
Peran
guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas
adalah sebagai pembimbing
5. Korektor
Sebagai
korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk
6. Inspirator
Sebagai
inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik
7. Organisator
Sebagai
organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam
bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain
sebagainya.
8. Inisator
Sebagai
inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan pendidikan
dalam pengajaran
9. Demonstrator
Dalam
interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran anak didik pahami
10.
Pengelolaan kelas
Guru
hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat
terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelaaran dari
guru.
11. Mediator
Guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun
material.
12. Supervisor
Guru
hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses
pengajaran.
13. Evaluator
Guru
dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian
yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik.
BAB II
Kode Etik profesi Guru Dilihat Dari Kepentingan Peserta Didik
KODE ETIK
|
KEPENTINGANNYA
|
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
|
|
Guru berusaha memperoleh informasi tentang
peserta didik sebagi bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
|
|
Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya
yang menunjang berhasilnya PBM
|
|
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran
professional
|
|
Menjaga hubungan baik dengan orangtua, murid dan
masyarakat sekitar untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan
|
|
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat
menjalankan tugasnya secara profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lain:
Ahli di Bidang teori dan Praktek Keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.
Ahli di Bidang teori dan Praktek Keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.
Senang memasuki organisasi Profesi Keguruan. Suatu pekerjaan
dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah pekerjaan itu
memiliki organiasi profesi dan anggota-anggotanya senang memasuki organisasi
profesi tersebut. Guru sebagai jabatan profesional seharusnya guru memiliki
organisasi ini. Fungsi organisasi profesi selain untuk menlindungi kepentingan
anggotanya juga sebagai dinamisator dan motivator anggota untuk mencapai karir
yang lebih baik (Kartadinata dalam Meter, 1999). Konsekuensinya organisasi
profesi turut mengontrol kinerja anggota, bagaimana para anggota dalam
memberikan pelayanan pada masyarakat. PGRI sebagai salah satu organisasi guru
di Indonesia memiliki fungsi
- Menyatukan seluruh kekuatan dalam satu wadah,
- Mengusahakan adanya satu kesatuan langkah dan tindakan,
- Melindungi kepentingan anggotanya,
- Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan para anggotanya,
- Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan
- Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran baik administratif maupun psychologis.
Contoh Laporan PLPK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan
dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk
generasi mendatang, yang diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dan
bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam
maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai perubahan-perubahan dan
perkembangan umat manusia dan berupaya untuk senantiasa mengantar dan
membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan manusia.
Pendidikan
juga dipandang sebagai agen tunggal yang bukan hanya untuk melatih generasi
muda akan peranan-peranan orang dewasa yang lebih mapan, tetapi lebih penting
yakni untuk mensosialisasikan kompetensi-kompetensi baru kepada mereka yang
dituntut oleh kebutuhan-kebutuhan peranan yang timbul dari masyarakat yang
berubah.
Menyiapkan
generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab lewat upaya pendidikan
itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Pada satu sisi, profesionalisme
guru keberadaannya dalam pembangunan sangat dibutuhkan.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sirojul Falah
Bogor sebagai lembaga pendidikan tinggi bertujuan untuk membentuk
lulusan muslim yang ahli di bidang tarbiyah (kependidikan) dan telah memberikan
bekal yang cukup bagi para mahasiswa untuk agar terampil mengajar dan menjadi
guru yang profesional.
Berdasarkan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XI ayat 1 dan 2
bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pebimbingan dan peLapangan serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Praktikum
mengajar merupakan miniatur dan gambaran proses pembelajaran yang sesungguhnya.
Kegiatan ini memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka membentuk tidak
hanya kemampuan (kompetensi) dalam penguasaan materi, penampilan dan retorika,
namun lebih penting dari pada itu adalah membentuk karakter guru sejati. Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) merupakan
persiapan dalam rangka menjadi guru yang cakap, memahami, siap belajar dan
mengajar.
Adapun langkah-langkah umum Praktik Lapangan Profesi
Keguruan (PLPK) tersebut meliputi : orientasi, observasi, praktik keguruan,
menyusun laporan hasil observasi, menyusun rencana pembelajaran, melakukan
penampilan mengajar di kelas, kemudian menempuh ujian praktikum mengajar. Ujian
tersebut diadakan agar dapat mengukur dan mengetahui sejauh mana keberhasilan
peserta praktikum dalam pengenalan lapangan di sekolah tersebut.
Dengan adanya kegiatan Praktik Lapangan Profesi
Keguruan (PLPK) ini, maka para mahasiswa dapat mengembangkan idenya dan
menyumbangkan ilmunya yang diperoleh selama perkuliahan. Selain itu setiap
mahasiswa diharapkan dapat menimba pengalaman yang berguna, sehingga jika
mahasiswa tersebut terjun ke masyarakat tidak mengalami hambatan dan kesulitan
sebagai seorang pendidik yang professional.
B.
Tujuan dan
Manfaat Penulisan Laporan
1.
Tujuan Penulisan
Laporan
Dalam
penulisan laporan hasil Praktik Lapangan Profesi
Keguruan (PLPK) ini ada beberapa tujuan, antara lain:
a.
Sebagai pertanggung jawaban peserta Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) kepada
pihak STIT Sirojul Falah Bogor dan tempat Praktik
Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
b.
Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah dan mahasiswa Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK)
c.
Sebagai bahan informasi bagi STIT Sirojul Falah Bogor
tentang kegiatan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK)
d.
Para mahasiswa mampu mempelajari,
memahami, memantapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah
diperolehnya dari sekolah dan dapat menerapkannya
langsung di lapangan kerja.
e.
Untuk melatih kemampuan mahasiswa
dalam menulis laporan secara ilmiah
2.
Manfaat
Penulisan Laporan
Dalam
penulisan laporan ini, tentu banyak manfaat yang dapat kami petik, diantaranya:
a.
Sebagai umpan balik bagi sekolah dan mahasiswa.
b.
Memberi informasi tentang pelaksanaan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
c.
Sebagai acuan bagi penyelenggara Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK)
selanjutnya.
d.
Membentuk kepribadian mahasiswa sebagai calon
pendidik/guru agama yang berkualitas, setia kepada profesinya, menguasai dan
mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmu keguruan dan keislaman selaras dengan
arah pembangunan.
e.
Membimbing mahasiswa kearah terbentuknya pribadi yang
memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam
pembentukan profesi sebagai Tenaga Pendidik.
C.
Metode
Penulisan Laporan
Dalam penyusunan
laporan ini kami menggunakan beberapa metode, yaitu:
a.
Orientasi, yaitu suatu proses memahami dan penyesuaian
diri dengan lingkungan baru dalam hal ini adalah lingkungan sekolah.
b.
Observasi, yaitu pengamatan langsung untuk mendapatkan
data tentang keadaan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal Karadenan Cibinong.
c.
Interview, yaitu wawancara yang dilakukan dengan Kepala
Sekolah, guru pamong serta dewan guru lainya mengenai keadaan sekolah serta
fasilitas yang dimiliki serta fasilitas-fasilitas yang belum dimiliki.
d.
Dokumentasi, yaitu data-data yang telah ada di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal
Karadenan Cibinong. Data-data ini dapat diambil dari catatan resmi tata
usaha baik mengenai fasilitas yang ada disekolah tersebut maupun data-data
tentang guru dan siswa. Sedangkan data-data yang menyangkut tugas-tugas siswa,
guru dan kepala sekolah dapat diproleh dari bidang kurikulum disekolah
tersebut. Dari semua dokumentasi tersebut juga akan dapat dilihat kegiatan
proses belajar yang selama ini dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan dan
cita-cita yang di inginkan.
D.
Sistematika
Penulisan Laporan
Adapun
sistematika penulisan Laporan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini
disusun menjadi enam bab dan di dalam setiap bab terdapat beberapa sub bab
antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan
C.
Metode Penulisan Laporan
D.
Sistematika Penulisan Laporan
BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI PLPK
A.
Letak Geografis
B.
Sejarah Perkembangan Sekolah/Tempat Praktik
C.
Sarana dan Prasarana Sekolah
D.
Keadaan Personil (Guru, Karyawan, dan Murid)
BAB III RENCANA DAN PELAKSANAAN PLPK
A.
Rencana PLPK
1.
Program Intra Kurikuler
2.
Program Ekstra Kurikuler
B.
Pelaksanaan PLPK
1.
Program Intra Kurikuler
2.
Program Ekstra Kurikuler
3.
Faktor Pendukung dan Penunjang
BAB IV ANALISIS MASALAH KEPENDIDIKAN
A.
Yang Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah
1.
Pengolahan Pelaksanaan Kurikulum
2.
Pengadaan Kesejahteraan Personal
3.
Pembinaan Kesiswaan
4.
Penyelenggaraan Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler
5.
Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Murid
6.
Pengadaan Fasilitas Lingkungan Belajar
B.
Yang Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan
1.
Pembinaan Praktikan Oleh Pihak Sekolah
2.
Dinamika Partisipasi Praktikan dalam Kegiatan Ekstra
Kurikuler termasuk didalamnya: Piket, BP, Perpustakaan, Pramuka, Olahraga, dan
Kesenian.
BAB V ANALISIS PROBLEM SOLVING KEPENDIDIKAN
A.
Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah
B.
Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan
BAB VI PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Isi lampiran pada
Laporan Akhir Kelompok adalah sebagai berikut:
1.
Biodata dan Organigram Kelompok peserta PLPK
2.
Denah Lokasi PLPK.
3.
Keadaan Personil (guru, murid, dan karyawan) dalam
bentuk diagram/table.
4.
Organigram Sekolah Lokasi Praktik Lapangan Profesi
Keguruan (PLPK).
5.
Organigram Komite Sekolah Lokasi PLPK.
6.
Daftar sarana dan prasarana di lokasi Praktik Lapangan
Profesi Keguruan (PLPK).
7.
Jadwal Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK).
8.
Schedule time/ action of plan kelompok Praktik Lapangan
Profesi Keguruan (PLPK).
9.
Jadwal Ujian Akhir seluruh peserta Praktik Lapangan
Profesi Keguruan (PLPK).
10.
Satuan Rencana Pembelajaran (RPP) peserta Praktik Lapangan
Profesi Keguruan (PLPK)
11.
Format hasil penilaian Ujian Akhir peserta Praktik Lapangan
Profesi Keguruan (PLPK).
12.
Berita acara dan nilai akhir peserta Praktik Lapangan
Profesi Keguruan (PLPK).
13.
Daftar nilai akhir peserta Praktik Lapangan Profesi
Keguruan (PLPK).
BAB II
KONDISI OBYEKTIF LOKASI
PRAKTIK LAPANGAN
PROFESI KEGURUAN (PLPK)
A.
Letak
Geografis
Sekolah Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal berlokasi di desa Karadenan, sebuah desa yang
mengalami perkembangan yang cukup pesat karena letaknya yang berdekatan dengan
ibu kota kabupaten yaitu cibinong. Letak MTs Sirojul Athfal tepatnya di
Jalan Raya Pemda Kampung Kaumpandak
Rt 04/03 Karadenan Cibinong Bogor. MTs Sirojul Athfal diapit oleh lembaga
pendidikan dengan jenjang yang sama yaitu :
1. MTs. Negeri
2. SMP PGRI Karadenan
3. SMP Harapan Kita
4. MTs. Raudatul Falah
Walaupun demikian, dilihat dari segi usia
MTs. Sirojul Athfal adalah yang tertua dari lembaga pendidikan tersebut. Lokasi
MTs. Sirojul Athfal hanya berjarak 8 Km dari pusat otonomi.
B.
Sejarah
Perkembangan Sekolah/Tempat Praktik
Sekolah sebagai unit
pelaksana teknis terdepan mempunyai peran, tugas dan fungsi sangat menentukan
dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu setiap aktifitas persekolah
harus diarahkan dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan
tersebut.
Cikal
bakalnya lembaga Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal yang didirikan oleh keluarga besar Uan H. Muhamad Sholeh
atau tokoh karadenan dan putra karadenan yaitu Drs. KH. Amawi Sholeh, Drs.
Azhari Sholeh dan M. Iyan Kosim pada tahun 1989.
Bermodal
dari semangat serta tanggung jawab bersama dalam syiar islam, bertemulah
saudara seiman dan satu tujuan dalam membina pendidikan umat islam di
Indonesia, maka dengan memanfaatkan peluang yang ada dikukuhkanlah status hukum
Yayasan Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal
dengan akte notaris: Ny. Masnah
Sari, SH Nomor 06 tahun 1989.
Yayasan Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Sirojul Athfal, terletak
di areal tanah seluas 3965 M² dan luas bangunan
1324 M², terbagi menjadi 4 lembaga
RA, MI, MTs dan MA
merupakan lembaga pendidikan Islam yang dengan segala kelebihan dan
kekurangannya selalu mengupayakan agar para siswanya berakhlakul karimah dan
mendapat ilmu yang bermanfaat.
C.
Sarana dan
Prasarana Sekolah
Sehubungan
dengan sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Ihsan, untuk proses Belajar Mengajar
yang sudah tersedia antara lain:
1.
Ruang kelas, 11 ruang
2.
Ruang perpustakaan
3.
Lapangan Upacara/ Olahraga
4.
Ruang Kepala Sekolah
5.
Ruang Guru
6.
Meja dan Kursi Guru
7.
Meja dan Bangku Murid
8.
Kursi tamu
9.
Ruang Tata Usaha
10.
Kantin sekolah
11.
Kamar mandi
12.
WC Murid dan Guru
13.
Aula / Ruang Serba guna
14.
Ruang Osis
15.
Lemari
16.
Peralatan Pengeras Suara
17.
Peralatan kesenian
18.
Peralatan olahraga
19.
Computer dan printer
20.
Masjid
D.
Keadaan
Personil (Guru, Karyawan, dan Murid)
1.
Personal
Guru dan Karyawan Sekolah
Guru
adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, dan melatih
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun data
personil MTs. Sirojul Athfal
adalah:
a)
Mohamad Yusuf, S.Ag (Kepala Madrasah)
b)
Ikin Muhlisin, S.PdI
c)
Yudi Sayuti, S. Pd
d)
E. Kusnadi, S.Ag
e)
Asep Suriana, S.Ag
f)
Hj. Jamilah, S.PdI
g)
Nurhuda Maryamah, S.PdI
h)
Deni Supriatna, S.Pd
i)
Marfu'ah, S.Ag
j)
Drs, H. Seno
k)
Robiatul Adawiyah, S.H
l)
Maria Ulfah, S.E.I
m)
Heny Rahmawati, M.PdI
n)
Risnawati Ritonga, S.Pd
o)
Muhammad Asmuni
p)
Ahmad Kosasih, S. PdI
q)
Muhamad Sanusi,
S.Pd
r)
Pupun Purnawati, S.Pd
s)
Eva Fauziah
t)
Rasyad Hermawan
u)
Soleha, S.Ag
v)
Kaimudin, ST
w)
Zahro Munawaroh
x)
Emma Wati, S. Pd
y)
H. Bahrudin
z)
Andi
2.
Keadaan Murid
No
|
Kelas
|
Jumlah
Murid
|
Wali
Kelas
|
1.
|
VII-1
|
31
|
Asep
Suriana, S. Ag
|
2.
|
VII-2
|
31
|
Hj.
Jamilah, S. PdI
|
3.
|
VII-3
|
33
|
Marfu’ah,
S. Ag
|
4.
|
VII-4
|
32
|
Ema
Wati, S. Pd
|
5.
|
VII-5
|
30
|
Pupun
Purnawati, S. Pd
|
6.
|
VIII-1
|
21
|
Heny
Rahmawati, M. Pd. I
|
7
|
VIII-2
|
21
|
Eva
Fauziah
|
8
|
VIII-3
|
22
|
Deni
Supriatna, S. Pd
|
9
|
IX-1
|
33
|
Yudi
Sayuti, S. Pd
|
10
|
IX-2
|
30
|
Ahmad
Kosasih, S. Pd. I
|
11
|
IX-3
|
30
|
Nurhuda
Maryamah, S. Pd. I
|
Jumlah
|
314
|
BAB III
RENCANA DAN PELAKSANAAN
PRAKTIK LAPANGAN
PROFESI KEGURUAN (PLPK)
A.
Rencana PLPK
1.
Program
Intra Kurikuler
Program
Intra kurikuler adalah program yang dirancang untuk mendukung dan memperkaya
kegiatan siswa. Program intrakurikuler bertujuan membentuk perilaku dan
mengembangkan kemampuan dasar melalui bidang-bidang perkembangan antara lain
Sosial-Emosional, Agama, Bahasa, Kognitif dan Seni.
Dalam
perencanaan program intra sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal Karadenan Cibinong, kami
membuat jadwal pelaksanaan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK). Setiap
mahasiswa yaitu dari tanggal 16 Januari 2013 sampai dengan tanggal 09 Februari 2013. Jadwal praktik tersebut digunakan untuk
melakasanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dimulai pada pukul 06.50 wib – 13.05 wib.
2.
Program
Ekstra Kurikuler
Program
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendukung pembelajaran yang dilakukan
pendidikan/pelatihan di luar kegiatan intra dan ko-kurikuler. Program ekstra kurikuler
ini diprogramkan untuk mengembangkan bakat, memperkaya imajinasi, menyehatkan
jasmani, rohani, sosial-emosional serta menumbuh-kembangkan semangat kompetisi
dan semangat kerjasama untuk mencapai prestasi terbaik.
Dalam
perencanaan program kegiatan ekstra kurikuler yaitu dengan mengikuti jadwal
yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Adapun program ekstra kurikuler yang
ada di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Sirojul Athfal sebagai berikut:
a.
Kegiatan bimbingan ibadah
b.
Kegiatan pramuka
c.
Kegiatan futsal
d.
Kegiatan bela diri / karate
e.
Kagiatan
Paskibra / Baris berbaris
f.
Kegiatan
Marawis
B.
Pelaksanaan
PLPK
Kegiatan PLPK, yang dilaksanakan di MTs. Sirojul Athfal Karadenan Cibinong
dimulai pada tanggal 16 Januari 2013 sampai tanggal 09 Februari 2013.
1.
Program
Intra Kurikuler
Dalam
pelaksanaan program intra kurikuler semua praktikan melaksanakan tugas sesuai
rencana dan jadwal yang telah ditentukan dan berjalan dengan lancar sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Para
peserta praktikan melaksanakan praktek mengajar diantaranya ada yang mengajar
mata pelajaran PAI seperti al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI dan Bahasa Arab. Ada juga yang
mengajar mata pelajaran umum seperti SBK, PKN,
IPS, Bahasa Sunda, Matematika,
Bahasa Indonesia dan TIK.
Setiap
hari kami membuat RPP sesuai mata pelajaran yang akan diajarkan, setelah
mencapai 9 kali praktek mengajar, kami menyiapkan jadwal ujian PLPK yang di
mulai pada tanggal 4 Februari 2013. Berkat bimbingan dan bantuan semua
pihak sekolah, juga dosen pembimbing, kami dapat melaksanakan kegiatan PLPK ini
dengan lancar.
2.
Program
Ekstra Kurikuler
Kegiatan
Bimbingan Kesiswaan dan
kegiatan ekstra kurikuler di MTs. Sirojul Athfal di laksanakan setiap
hari sabtu. Kami bersama-sama
mengisi materi bimbingan kesiswaan,
yang berhubungan dengan kegiatan siswa-siswi
sehari-hari diantaranya bercocok
tanam, bersih-bersih lingkungan sekolah, membuat prakarya dari barang bekas (
K3 ). Selain itu kami turut serta dalam kegiatan pramuka, melatih
petugas upacara bendera, kegiatan marawis, ikut dalam kegiatan
paskibra/baris berbaris, menyelenggarakan PHBI Maulid nabi.
3.
Faktor
Pendukung dan Penunjang
Faktor
pendukung dan penunjang dalam kegiatan PLPK yang kami terima adalah:
a.
Mendapatkan pengarahan sebelum melaksanakan PLPK,
sehingga pada saat pelaksanaan tidak banyak mendapat kesulitan.
b.
Lokasi PLPK yang mudah dijangkau dan cukup nyaman.
c.
Seluruh jajaran staf yang sangat menerima baik
kehadiran kami.
d.
Penempatan peserta PLPK di lembaga madrasah yang akan
dijadikan praktek pembelajaran sudah diatur pihak akademik, sehingga guru
praktikan bisa langsung fokus di lapangan.
e.
Di MTs.
Sirojul Athfal, guru praktikan tidak disediakan ruang khusus. Bertujuan agar guru praktikan dapat membaur lebih akrab dengan guru-guru
di MTs. Sirojul Athfal.
BAB IV
ANALISIS MASALAH
KEPENDIDIKAN
A.
Yang
Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah
1.
Pengolahan
Pelaksanaan Kurikulum
Salah
satu kunci sukses tujuan pendidikan adalah terkonsepnya kurikulum pembelajaran
dengan apik. Tahun 2009 ini, pendidikan nasional mengacu kepada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
a.
Pengertian Kurikulum
Dalam
Buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Konsep dan Implementasinya di
Madrasah menyebutkan bahwa yang dimaksud kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan
silabus yaitu rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat ajar.
b. Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip-prinsip utama dalam mengembangkan KTSP ialah:
Prinsip-prinsip utama dalam mengembangkan KTSP ialah:
a)
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b)
Beragam dan terpadu yang meliputi substansi komponen
muatan wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
c)
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d)
Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e)
Menyeluruh dan berkesinambungan.
f)
Belajar sepanjang hayat.
g)
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
KTSP disusun
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
b)
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
c)
Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan.
d)
Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
e)
Tuntutan dunia kerja.
f)
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
g)
Agama, yaitu mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
h)
Dinamika perkembangan global.
i)
Persatuam nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
j)
Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
k)
Kesetaraan gender.
l)
Karakteristik satuan pendidikan.
2.
Pengadaan
Kesejahteraan Personal
Pada
umumnya pengadaan kesejahteraan personal di MTs. Sirojul Athfal cukup baik karena
tersedianya dana talangan untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Dana talangan
tersebut sudah ada sebelum dana Bos turun.
3.
Pembinaan
Kesiswaan
Dalam
hal ini pembinaan sudah cukup baik, karena sudah ada berbagai bimbingan ibadah
yang di lakukan setiap hari untuk seluruh siswa, seperti sholat dzuhur berjama’ah, shalat duha dan tadarus bersama sebelum kegiatan
belajar mengajar di mulai.
4.
Penyelenggaraan
Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler
Kegiatan
Ko dan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran dengan tujuan agar
siswa memahami dan meghayati apa yang dipelajari di dalam kegiatan Intra
Kurikuler. Kegiatan Ko Kurikuler dilakukan dalam berbagai bentuk seperti
mengulas serta membahas suatu topik yang berhubungan dengan pembahasan Intra
Kurikuler, seperti member tugas PR (Pekerjaan Rumah), atau mengadakan pelajaran
tambahan bagi anak yang kurang tangkas dalam menghadapi pelajaran dan
memberikan Les bagi siswa-siswi kelas IX dan sebagainya.
Untuk
kegiatan Ekstra kurikuler, sudah berjalan dengan baik misalnya futsal,
paskibra, bela diri/karate, marawis, dan pramuka.
5.
Pembinaan
Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Dalam
pembinaan kerjasama dengan orang tua murid MTs. Nurul Ihsan biasanya mengadakan
suatu kerjasama dengan orang tua siswa yaitu dengan meminta partisipasi berupa:
a.
Memotivasi putra-putrinya untuk belajar lebih giat lagi
dari sebelumnya.
b.
Melengkapi semua kebutuhan belajar dengan baik.
c.
Mengawasi putra-putrinya dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru maupun sekolah.
d.
Memenuhi undangan rapat.
e.
Memanggil orang tua murid yang bermasalah.
f.
Memanggil orang tua murid dalam rangka penerimaan
raport.
Selain
perihal diatas, semua masalah terkait dengan orang tua murid, seluruhnya di bantu
oleh komite sekolah.
6.
Pengadaan
Fasilitas Lingkungan Belajar
Yang
dimaksud dengan fasilitas
lingkungan belajar adalah segala hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan
proses pendidikan misalnya tanah, bangunan, peralatan perabot, perkakas, dan perlengkapan pendidikan.
Di
MTs. Sirojul Athfal ada
beberapa perlengkapan yang kurang memadai terutama di bidang IPA karena tidak
adanya ruang khusus laboratorium, sedangkan penunjang lainnya masih kurang
memadai terutama untuk ruang sarana kesehatan (UKS).
B.
Yang
Berhubungan dengan Partisipasi Praktikan
1.
Pembinaan
Praktikan Oleh Pihak Sekolah
Pembinaan
bimbingan yang di lakukan oleh pihak sekolah di adakan karena adanya
hambatan-hambatan yang di temui oleh para mahasiswa praktikan dalam
melaksanakan Proses Belajar Mengajar dengan maksud agar mahasiswa tidak lagi
menemui kendala/kesulitan dalam melaksanakan PLPK tersebut.
Seringkali
guru pamong tidak datang saat persiapan praktik mengajar sehingga sulit
mendapat tanda tangan dan petunjuk pembuatan silabus pengajaran terkait dengan pembuatan
RPP.
Banyak
kendala yang ditemui dalam pelaksanaan partisipasi praktik saat PLPK di MTS. Sirojul Athfal diantaranya jumlah
peserta PLPK yang tidak bisa seluruhnya mengikuti kegiatan PLPK ini,
menyebabkan jumlah kelompok praktik berkurang, semula jumlah kelompok 13, pada akhirnya yang bisa
mengikuti hanya 12 orang hal
ini berpengaruh terhadap pendanaan dan pengaturan waktu.
2.
Dinamika
Partisipasi Praktikan dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler termasuk didalamnya:
Piket, BP, Perpustakaan, Pramuka, Olahraga, dan Kesenian.
a.
Guru Piket
Guru Piket adalah tenaga
pendidik yang memperoleh tugas tambahan sebagai piket Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dan Bidang Ketertiban sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan.
Tugas pokok guru piket
diantaranya adalah:
1)
Wajib hadir 10 (sepuluh) menit sebelum bel dibunyikan.
2)
Mengisi agenda guru piket/berita acara.
3)
Mengecek guru yang hadir dan yang tidak hadir. Apabila
ada guru yang belum hadir guru piket berkewajiban mencari tahu guru tersebut
baik melalui HP/Telp.
4)
Mencatat nama guru yang terlambat, tidak hadir tanpa
keterangan, memberikan tugas dalam berita acara.
5)
Menangani alur siswa yang terlambat, yaitu memberikan
surat izin masuk kelas setelah siswa tersebut dicatat dan diberi sanksi.
6)
Menginformasikan/memberikan tugas yang diberikan oleh
guru yang berhalangan hadir (apabila ada tugas).
7)
Mengisi kelas/jam yang kosong apabila guru yang
berhalangan tidak memberikan tugas kepada siswa.
8)
Mencatat dan memberikan surat izin meninggalkan kelas
apabila ada siswa yang benar-benar asakit/ada kepentingan yang tidak bisa
ditunda.
9)
Ikut serta menangani siswa apabila ada sesuatu
permasalahan yang sifatnya mendadak dan dibutuhkan oleh sekolah.
b.
Bimbingan
Penyuluhan (BP)
Bimbingan
Penyuluhan adalah serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap muka, baik secara individu atau
beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi
permalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sitematis.
Tujuan bimbingan di
sekolah ialah membantu siswa dalam :
1) mengatasi
kesulitan belajar,
2) mengatasi
kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun dalam hubungan
sosial,
3) mengatasi
kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani,
4) hal yang berkaitan
dengan kelanjutan studi,
5) kesulitan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan
6) mengatasi
kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan
lingkungan sekolah, keluarga
dan lingkungan yang lebih luas.
c.
Perpustakaan
Menurut
UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi
yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara
khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam
cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan
merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan
sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan
bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada.
Manfaat
perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di
sekolah menengah adalah sebagai berikut:
1)
Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan
murid-murid tehadap membaca.
2)
Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman
belajar murid-murid.
3)
Perpustakaan sekolah dapat menambah kebiasaan belajar
mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
4)
Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses
penguasaan teknik membaca.
5)
Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan
kecakapan berbahasa.
6)
Perpustakaan sekolah harus dapat melatih murid-murid
kearah tanggung jawab.
7)
Perpustakaan sekolah harus dapat memperlancar
murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
8)
Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran.
9)
Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid,
guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
d.
Pramuka
Pramuka
adalah nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan
kepanduan yang dilaksanakan di sekolah dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
e.
Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk
melatih tubuh
seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara
rohani.
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga metabolisme
tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh
menjadi lebih efektif dan efisien.
f.
Kesenian
Kesenian
adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan
rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain.
Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta
meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat
mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Kesenian
termasuk salah satu pelajaran wajib dalam kurikulum formal. Sayang, pendidikan
kesenian ini seolah kehilangan dukungan, arah dan orientasi utamanya. Orientasi
utama pendidikan seni di sekolah-sekolah antara lain untuk menanamkan
nilai-nilai yang dapat mendukung kelestarian suatu tradisi. Nilai-nilai ini
bisa meliputi sejarah, adat-istiadat, tata susila, dan spirit dalam suatu karya
seni
BAB V
ANALISIS PROBLEM
SOLVING KEPENDIDIKAN
A.
Berhubungan
dengan Kegiatan Sekolah
Untuk
mengatasi kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini, maka dalam
rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia perlu
diterapkan strategi pengembangan komponen yang terkait secara terpadu dengan
memprioritaskan pada 6 komponen pengembangan, yaitu:
1.
Pengembangan kemampuan professional guru, diantaranya:
a)
Penguasaan kurikulum dalam materi pembelajaran
b)
Penguasaan metode/pendekatan
c)
Pembuatan program semester
d)
Kegiatan belajar mengajar
2.
Pengembangan pengelolaan lingkungan, sarana dan
prasarana
3.
Pengelolaan sekolah
4.
Pengembangan supervise
5.
Pengembangan tes dan penilaian hasil belajar
6.
Hubungan sekolah dan masyarakat
Khusus
untuk pengembangan kemampuan professional guru diadakan pelatihan dan setiap
guru berupaya:
a)
Mengkaji dan memahami struktur program kurikuler yang
berlaku
b)
Memahami tujuan pengajaran
c)
Melengkapi materi pengajaran
d)
Memahami buku pedoman dan petunjuk pelaksanaan
kurikulum
e)
Memiliki buku referansi yang memadai
f)
Mengembangkan dan memanfaatkan sumber belajar.
B.
Berhubungan
dengan Partisipasi Praktikan
Masalah
kependidikan yang berhubungan dengan kegiatan praktikum biasanya adalah
kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran. Bagi peserta praktikan yang
latar belakangnya sebagai guru mungkin tidak terjadi banyak kendala, tetapi
bagi praktikan yang latar belakangnya bukan guru hal ini merupakan suatu
kendala yang benar-benar harus dipertimbangkan.
Untuk
mengatasi masalah ini sebaiknya sebelum melaksanakan kegiatan PLPK terlebih
dahulu diadakan pelatihan yang matang bagaimana cara membuat satuan
pembelajaran yang baik dan benar.
Kendala
atau masalah lain yang berhubungan dengan kegiatan praktikan adalah komunikasi
dan koordinasi yang kurang intens antara para peserta PLPK sehingga terjadi
permasalahan seperti terjadinya kemunduran waktu penyelesaian kelengkapan pelaksanaan dan laporan PLPK ini.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan
diadakannya kegiatan Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini banyak sekali
manfaat yang didapat oleh kami sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa PAI yang
telah di bina, di bimbing, dan di didik untuk menjadi calon guru yang
berkualitas di bidangnya yang mempunyaibudi pekerti luhur yang sesuai dengan
syariat Islam.
Pendidikan
dan usaha dalam mengatasi permasalahan anak yang meliputi masalah fisik, masalah psikologi, dan masalah
sosial sangatlah penting.
Seusainya
Praktik Lapangan Profesi Keguruan (PLPK) ini saya berharap untuk kedepannya
bisa lebih baik lagi dari hari ini dan menjadikan pengalaman untuk di masa
depan dalam mengabdikan diri pada dunia pendidikan.
B.
Saran
Ada beberapa hal yang ingin kami
sampaikan kepada pihak sekolah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
meningkatkan mutu siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik terutama
dalam bidang Pendidikan Agama Islam yang akan mengarahkan siswa pada akhlakul
karimah.
1.
Kedisiplinan guru lebih ditingkatkan karena guru
mempunyai peranan penting sebagai pendidik yang harus dapat menciptakan anak
didik yang berilmu pengetahuan dan berbudi pekerti yang luhur.
2.
Para guru terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan secara mendalam agar dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
3.
Dapat meningkatkan dan memperhatikan eksistensi sekolah
yang telah dibina dengan baik agar lebih berkualitas lagi untuk menyongsong
masa depan menuju kesuksesan.
4.
Lebih ditingkatkan lagi penggunaan metode yang
bervariatif dalam pembelajaran agama islam karena siswa akan lebih tertarik
untuk belajar dan mengetahui serta mempelajari ilmu agama tanpa rasa bosan.
5.
Lebih ditingkatkan lagi sarana dan prasarana untuk
menunjang keberhasilan siswa.
BY : Al.wahied.h.u
Langganan:
Postingan (Atom)